Pertanian Kota Malang Mulai Menyempit, Banyak Petani Jual Lahan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Jun 2024 10:16 WIB

Pertanian Kota Malang Mulai Menyempit, Banyak Petani Jual Lahan

i

Ilustrasi. Lahan pertanian di Kota Malang mulai menyempit di kawasan perumahan. SP/ MLG

SURABAYAPAGI.com, Malang - Masalah terhimpitnya ekonomi hingga tidak ada keluarga yang meneruskan untuk bertani, membuat lahan pertanian di Kota Malang mulai menyempit. Pasalnya, karena masalah tersebut banyak petani memilih menjual lahannya kepada pengembang perumahan.

Melihat fenomena itu, Pemkot Malang terus memberikan sosialisasi bahwa lahan pertanian peruntukannya adalah pertanian bukan perumahan. Serta meminta petani mempertahankan tanahnya untuk bertani, lantaran laju inflasi bisa terkendali dengan produk-produk pertanian

Baca Juga: Bea Cukai Malang Gagalkan Pengiriman Jutaan Batang Rokok Ilegal

“Kami akan siapkan regulasinya. Selain petani, sosialisasi juga kami berikan kepada pelaku usaha. Kalau ada rencana alih fungsi, ada syarat ketat. Kami berharap dipertahankan. Ini pendapatan pertanian yang sudah turun temurun,” ujar Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Kamis (27/06/2024).

Di Kelurahan Tasikmadu, ada 111 hektare lahan persawahan yang terdata oleh Pemkot Malang. Pertanian menjadi salah satu andalan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bagi sebagian warga Tasikmadu.

Baca Juga: Sambut Porprov 2025, Pemkot Malang akan Bangun 2 Lapangan Voli Pantai

Wahyu menyebut, Petani adalah pahlawan pertanian yang mempertahankan lahannya karena sudah banyak pengusaha yang berminat lahan pertanian di Kelurahan Tasikmadu.

“Ini termasuk arahan Mendagri pada Senin lalu yang meminta agar mempertahankan lahan pertanian di kota. Pertanian ini menunjang inflasi yang ada di Kota Malang. Kami juga regulasi untuk menghindari adanya alih fungsi lahan. Ada kriteria dan aturan, ketat. Itu mengikat,” ujar Wahyu.

Baca Juga: 4 Ruko di Malang Ludes Terbakar

Sebagai informasi, sebelumnya banyak petani yang menjual lahannya karena faktor ekonomi hingga tidak ada generasi penerus di keluarga yang melanjutkan bertani. Petani akhirnya, rela menjual lahan pertanian demi menyewa lahan lainnya.

“Kami berharap fasilitas di kawasan pertanian bisa diperbaiki agar generasi penerus ini memiliki harapan mengerjakan lahan pertanian. Anak saya mengeluh enggan mengerjakan sawah karena irigasi rusak,” ujar Sutarji salah satu petani di Kelurahan Tasikmadu. mlg-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU