SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kisah ibu Siti Hajar mencari makanan dan minuman saya ingat. Beliau berjuang untuk Ismail, anaknya dengan berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Marwah. Ini dilakukan sebanyak tujuh kali sembari meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Allah SWT kemudian mengutus malaikat Jibril untuk menolong Siti Hajar dan Ismail di bumi.
Baca Juga: Kebesaran Hati Menerima Kunjungan Paus Fransiskus
Prosesi tawaf yang mempersatukan umat Islam seluruh dunia, boleh berhenti bagi setiap orang yang melaksanakannya. Namun, kebersamaan terus berlanjut manakala memasuki fase berikutnya yakni Sai dari bukit Safa dan Marwah, yang saya ingat letaknya lebih tinggi dari altar Ka`bah.
Tepat kaki ini bersama jemaah haji yang lain menginjakkan bukit Safa, maka saya terbayang perjuangan Siti Hajar dalam mempertahankan hidup bagi dirinya dan Ismail, putranya. Setelah itu, secara bersamaan saya dianjurkan wajah dipalingkan mengahadap Ka`bah. Saat itu pula, terbayang bagaimana Ismail yang disandaran di Ka`bah dalam keadaan yang perlu air di tengah terik matahari.
Ingatan ini terus melayang ke belakang, melukiskan keadaan di sekitar Ka`bah, bukit Safa dan Marwah yang tentu lebih gersang daripada saat saya berhaji.
Karena itu, bagi saya jemaah haji yang melakukan napak tilas, saya melakukan penjiwaan secara total ketika berada di bukit Shafa dan lorong-lorong yang mengantarnya sampai ke Marwah.
Melalui totalitas jiwa ini, siklus saya membawa pada perenungan masa lampau.
Sosok Siti Hajar akan hidup kembali dalam bentuk kekuatan yang luar biasa di saat menghadapi penderitaan yang besar beserta putranya itu. Sepanjang jalan dari Safa dan Marwan ketika itu adalah padang gersang, penuh bebatuan yang runcing dan tajam terhampar. Begitu pun terik matahari yang menyengat kepala, membakar tubuh dan hempasan angin yang menusuk pori-pori terasa kering. Bayangan itu sangatlah kontradiktif dengan kondisi saat saya berhaji.
Ini karena jejak-jejak Siti Hajar antara Safa dan Marwah telah berubah lantaran tanah yang dulu kasar kini terhampar pualam licin. Udara yang panas menyengat telah berubah menjadi sejuk. Ruangn berAC.
Baca Juga: Shalawat Nariyah
Kesan yang saya dapat secara fisik, Sai itu tidak ada tantangan apa pun.
Hal itu akan berbeda jika seluruh jiwa tenggelam dalam kesungguhan sehingga memenuhi ruang-ruang masa lampau. Atas dasar itu, maka hikmah yang saya raih adalah berupa nilai perjuangan yang amat dahsyat bagi istri yang taat kepada suami, bertanggungjawab terhadap amanah yang diembannya dan selalu berserah diri pada Sang Khalik. "Subhana Allah. Betapa berat bila dirasakan keadaan yang dihadapi Siti Hajar beserta putranya. Tapi, itulah cara Allah Yang Maha Besar menguji orang-orang pilihan dan yang disayangiNya," begitu bisik hati ini seraya menyeka air mata yang menetes tanpa dirasa.
kemandirian Siti Hajar dalam memperjuangkan kehidupan untuk dirinya dan Ismail, putranya.
Dari perjuangannya yang tak mengenal lelah dan menyerah itu, Allah memberinya mata air yang hingga kini masih terus mengalir yakni Zam Zam. Hadiah dari Allah itu bentuk kasih sayang atas kesungguhan dan ketabahan dalam memperjuangkan kehidupan Siti Hajar. Ini hendaknya menjadi pelajaran penting dalam kehdupan umat Islam yang berjalan dan kadang berlari kecil antara Safa dan Marwah. Keadaan jalan yang menuju dua bukit itu ada kalanya mendatar dan ada kalanya naik. Mendatar seolah mencerminkan jalan kehidupan ini kadang menimbulkan perasaan tenang baik dalam himpitan maupun kebahagian. Sebaliknya, dua bukit itu dapat diambil gambaran bahwa dalam meraih kesuksesan hidup ini tidak mudah, karena harus berani melewati berbagai rintangan.
Jadi kunci untuk keberhasilan hidup menurut saya harus sertai dengan tawakal dan tindakan nyata, bukan bertopang dagu dan bermalas-malasan. Hal itu harus dilakukan supaya kita mampu meraih apa yang menjadi tujuan hidup, baik untuk dunia maupun kelak di akhirat.
Baca Juga: Sholawat Jibril
Saat saya menunaikan ibadah haji tahun 2011, masih teringat, Bukit Shafa dan Marwah adalah dua buah bukit yang menjadi tempat dilaksanakannya salah satu rukun haji yaitu sa'i. Tempat tersebut menyimpan kisah perjuangan ibunda Nabi Ismail AS, ibu Siti Hajar. Subhanallah. ([email protected])
Oleh:
Hj Lordna Putri
Editor : Moch Ilham