SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Minggu ini muncul kabar program makan bergizi gratis presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tidak hanya diberikan untuk makan siang saja, namun juga mencakup sarapan. Dengan begitu anak sekolah bisa mendapat makan gratis dua kali sehari.
Kabar ini datang langsung dari Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo.
Baca Juga: Kader Gerindra Kota Kediri All Out Menangkan Vinanda - Gus Qowim di Pilkada 2024
Namun apa pemerintah siap jika program ini benar dijalankan?
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah berpendapat jika rencana perluasan program makan bergizi gratis termasuk sarapan benar terjadi, akan memengaruhi APBN pemerintah ke depan terlebih dari sisi pengeluaran.
Sebab penambahan jumlah periode pemberian makan bergizi gratis otomatis menambah anggaran yang perlu dikeluarkan pemerintah. Padahal, menurutnya saat ini APBN masih sangat terbatas.
"Ini kan masalah alokasi anggaran, bagaimana memanfaatkan ruang fiskal yang sempit, yang tidak mewah dan terbatas itu untuk bisa menjalankan program yang suka tidak suka itu adalah pilihannya rakyat," kata Piter, kemarin.
"Rakyat memilih Prabowo dan Gibran ketika mereka mengusung makan siang gratis. Artinya (program) itu disukai, dipilih, dan ditunggu oleh masyarakat, ya laksanakan saja itu yang sudah dijanjikan," ucapnya lagi.
Baca Juga: Gerindra Dukung Eri Cahyadi dan Armuji Maju Pilkada Surabaya 2024
Bergantung Pengelolaan Keuangan Negara
Meski rencana ini dapat mengubah struktur APBN, namun menurut Piter belum tentu akan memberatkan anggaran pemerintah ke depan. Sebab semua itu tergantung pada bagaimana pemerintah mengelola penerimaan dan pengeluaran dana yang ada.
Baca Juga: Pilkada Sidoarjo 2024, Rekom Gerindra Sudah di Tangan Hj Mimik Idayana dan H. Subandi
"Tergantung bagaimana mengelolanya, kita kan belum tahu dia (pemerintah) mengelolanya akan seperti apa. Apakah akan meng-cut anggaran lain. Bisa saja dia tidak menambah beban ketika dia bisa melakukan efisiensi terhadap anggaran-anggaran yang selama ini dianggap tidak cukup efektif," tutur Piter.
"Jadi kita belum bisa mengatakan bahwa ini bisa menjadi beban baru bagi APBN, akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintahan Prabowo melakukan, mengidentifikasi mana yang bisa melakukan efisiensi atau pemerintahan Prabowo bisa menaikkan penerimaan dari segi APBN," sambungnya.
Oleh karenanya program makan bergizi gratis ini akan sangat bergantung pada pengelolaan keuangan negara ke depan. Walaupun menurut Piter lebih baik tetap fokus pada rencana awal yang hanya menyediakan untuk makan siang saja. n jk/cr2/erk/rmc
Editor : Moch Ilham