SurabayaPagi, Surabaya - Anggota DPR RI terpilih Bambang Haryo Soekartono (BHS) meminta PSSI memperhatikan keluhan pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) yang kesulitan mendapatkan lisensi kepelatihan karena mahalnya biaya pengurusan.
Keluhan mahalnya biaya pengurusan lisensi kepelatihan ini diperoleh BHS ketika menyumbangkan bola dan uang pembinaan ke SSB Mulyorejo FC.
Baca Juga: Buka Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar, BHS Jaring Atlet Baru Untuk POPDA
Dia menyampaikan bahwa PSSI telah diberikan anggaran yang cukup oleh pemerintah untuk melahirkan pelatih berlisensi untuk mencetak peseakbola.
"Yang kita harapkan lisensinya itu atau sertifikasinya itu bisa murah, kan cuma kertas saja," pintanya. Kamis (8/8/2024).
Untuk mencetak pelatih berlisensi selain diperlukan dukungan dari pemerintah juga memerlukan bantuan dari perusahaan yang ada di Indonesia khususnya Surabaya dan Sidoarjo.
"Kebetulan ada banyak sekali industri di Surabaya industrinya yang besar kira-kira sekitar 400 dan sebagainya itu bisa mendukung CSRnya sedikit untuk kepentingan kemajuan bola yang ada di Surabaya," terang pemilik perusahaan transportasi laut PT DLU tersebut.
BHS menambahkan bahwa PSSI tidak boleh tebang pilih dalam memberikan lisensi kepada pelatih yang timnya pernah menjadi juara, karena sebuah tim sepakbola itu tidak selalu menjuarai sebuah turnamen sehingga pelatih yang timnya tidak memenangkan sebuah kompetisi juga berhak mendapatkan atau meningkatkan lisensi kepelatihannya.
Baca Juga: Desak Oknum Wartawan Penyerang Perizinan ASSI, BHS Siap Tempuh Jalur Hukum
Sedangkan terkait biaya pengurusannya seharusnya dapat dibiayai atau disubsidi oleh pemerintah atau PSSI.
"Kalau misalnya dia sertifikat atau lisensinya itu naik dari C ke B itu biayanya sangat mahal, sangat memberatkan, C ke B sekitar Rp. 50 juta. 50 juta bagi pelatih mereka berat nah ini yang terus terang mengapa harus membayar sekian banyak. Kan ini semakin banyaknya pelatih tentu persepakbolaan kita juga akan menjadi semakin maju," tuturnya.
"Yang penting adalah PSSInya dulu, PSSI harus memfasilitasi ini, jangan mengambil keuntungan dari situ, pentarifan itu ndak boleh seharusnya diberlakukan di SSB tersebut," sambungnya.
Di tempat yang sama, Ketua SSB Mulyorejo FC Farid Ardiansjah berterima kasih kepada BHS telah memberikan bantuan berupa bola dan uang pembinaan untuk anak didiknya, namun lapangan bola di kawasan Mulyorejo tersebut masih memerlukan bantuan perbaikan khususnya penerangan dan drainase agar tidak kalah dengan sekolah sepakbola di Solo.
Baca Juga: Tarif Jargas Melambung, BHS Sentil PGN
"Kalau misalnya semuanya ada semua Insya Allah apa yang dikatakan pak Bambang tadi seperti yang ada di Solo, masak Surabaya ini kota besar kok nggak bisa seperti Solo," terangnya.
Terkait drainase yang dibutuhkan lapangan Mulyorejo, Farid menerangkan bahwa lapangan ini tidak bisa dipakai latihan anak didiknya ketika hujan.
"Drainasenya sangat buruk sekali, lapangan ini milik Pemkot (Surabaya), pungkasnya. Byb
Editor : Redaksi