SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Hingga Selasa (3/9/2024) kabar muktamar tandingan yang rencananya bakal digelar pada 2-3 September di Jakarta, tak ada kabarnya.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menolak dianggap menginisiasi adanya Muktamar PKB tandingan.
Baca Juga: Pengurus Tandingan Sindiran KH Ma'ruf Amin
Gus Yaqut, malah menilai, tak masalah jika ada Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selain di Bali.
Terkait siapa yang akan diakui pemerintah, Gus Yaqut menyebut tinggal lihat surat kepengurusan hasil Muktabar PKB yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
"Kan nanti pengesahannya di Kemenkumham, kita lihat saja nanti," kata Gus Yaqut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Gus Yaqut membantah dirinya ikut menginisiasi adanya Muktamar PKB tandingan, selain yang digelar di Bali pada 24-25 Agustus 2024 lalu.
"Soal Muktamar di Bali kan sudah selesai dan saya kira tidak ada tandingan kok, saya kira loh ya tapi kalau ada Muktamar lagi ya mungkin saja, dan itu boleh dalam mekanisme politik boleh saja," ujarnya.
Gus Yaqut menghormati adanya pihak-pihak yang ingin kembali menggelar Muktamar PKB. Hal ini lantaran dirinya mendapat laporan bahwa banyak kader PKB yang kecewa.
"Tetapi saya kira kalau ada Muktamar lagi boleh boleh saja. Karena saya juga dengar banyak yang kecewa dengan Muktamar tandingan di Bali," ujarnya
Banser Siap Perang
Dua badan otonom PBNU yakni Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Pagar Nusa siap meladeni seruan perang yang digaungkan Garda Bangsa PKB terkait isu muktamar PKB tandingan.
Baca Juga: Dewan Syuro PKB, Diduga Diberangus Cak Imin
Ketua Umum Pagar Nusa Nabil Haroen mengatakan Pagar Nusa siap menerima tantangan apabila dalam proses tabayun nanti betul-betul Garda Bangsa mengajak perang Banom NU.
"Kita lihat saat tabayun, kalau benar ya kita terima saja. Kalau mau konfrontasi fisik Banser dan Pagar Nusa siap-siap saja, kita borong. Tinggal Garda Bangsa tentukan tempatnya, kapan dan di mana," kata Nabil dalam keterangannya dikutip Selasa (3/9).
Meski begitu, Nabil sepakat akan melakukan konsultasi ke PBNU terlebih dahulu untuk meminta arahan dan pertimbangan untuk menanggapi pernyataan Garda Bangsa PKB tersebut.
"Dalam waktu dekat kami akan ke PBNU, minta pertimbangan minta arahan. Kita satu komando," kata Nabil.
Senada, Kepala Satkornas Banser Syafiq Syauqi merasa gertakan dari Garda Bangsa PKB itu harus dipertanyakan maksud sebenarnya. Sehingga tidak menimbulkan persepsi yang membingungkan dan menyesatkan.
"Kami kemarin mendapatkan info ajakan perang itu. Tapi kami tidak mau gegabah. Kami, Banser dan Pagar Nusa meniatkan untuk tabayun ke Tommy. Biar kami paham duduk perkaranya, konteksnya bagaimana," kata Syafiq.
Baca Juga: Pengesahan Hasil Muktamar PKB "Diganjal" Mantan Sekjen PKB
Gertakan Perang
Syafiq menilai gertakan perang tersebut timbul dari konflik yang saat ini membuat goyang PKB. Jika itu karena persoalan ini, ia meminta supaya Banom NU tak ditarik-tarik dalam konflik ini oleh Garda Bangsa PKB.
Syafiq menyarankan Garda Bangsa menganggap persoalan internal PKB ini sebagai koreksi atas perjalanan partai di bawah kepemimpinan Cak Imin dan membantu untuk menyelesaikan masalahnya.
"Ansor ini ormas, tidak terlibat politik praktis. Kalau ngajak perang karena konflik internal partai malah aneh. Lebih baik Garda Bangsa bantu selesaikan masalah internal PKB, koreksi diri," imbuhnya.
Menurut Gus Syafiq, perintah yang diberikan oleh PBNU adalah perintah untuk menyuarakan hak dan wewenang kepemimpinan ulama. Bukan kekuasaan. n jk/rmc
Editor : Moch Ilham