SURABAYAPAGI.com, Ponorogo - Warga di Dusun Dungus, Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur mulai memanfaatkan tadahan air hujan imbas kekeringan ekstrem yang melanda kawasan reog tersebut.
Mereka memanfaatkan air tadahan hujan itu untuk kebutuhan sehari-hari, Air hujan tersebut beruntungnya turun selama dua hari ini, sehingga banyak warga berbondong-bondong untuk tampung untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari.
Baca Juga: Musim Kemarau, Belasan Desa di Ponorogo Terancam Kekeringan
"Air hujan yang melalui talang rumah ini kami tampung, kami masukkan ke sumur untuk minum, masak, mencuci, dan mandi. Ya mau bagaimana lagi, adanya itu, sambil menunggu kiriman dari BPBD," jelas Ahmad Rokim, warga setempat, Kamis (12/09/2024).
Lebih lanjut, masih menurut Rokim, minimnya pasokan air yang ada membuat mayoritas warga harus berhemat. Mereka hanya mengandalkan bantuan air bersih dari BPBD dan instansi terkait lainnya.
Baca Juga: Ditinggal ke Sawah, 10 Kambing di Ponorogo Mati Terpanggang Si Jago Merah
"Kalau mencari air di sungai ya jauh, jaraknya satu kilometer dari rumah," bebernya.
Senada, Nur Farida juga memanfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari sembari menunggu dropping air bersih dari BPBD. Pasalnya, air bersih dari BPBD hanya bertahan dua hari saja. Itu karena air yang ada harus dibagi dengan warga lain di dusunnya.
Baca Juga: Hutan di 3 Kecamatan Ponorogo Terbakar, Medan Terjal Sulit Dipadamkan
"Kemarin ya menampung air hujan juga untuk memasak, mandi, dan mencuci," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, jika saat ini terdapat sembilan wilayah yang mengalami kekeringan, dengan total 619 KK terdampak. Selain BPBD yang rutin melakukan droping air bersih PMI setempat juga membantu membagikan air di wilayah terdampak. pn-01/dsy
Editor : Desy Ayu