SURABAYAPAGI.COM, Blitar - Sejak Kamis (12 September 3024) warga antre di beberapa pangkalan penjualan gas elpiji bersubsidi (3 Kg), atas antrean tersebut selanjutnya warga melapor ke Polres Blitar Kota. Dengan laporan tersebut Satreskrim langsung turun ke lapangan (pangkalan-pangkalan penjualan elpiji bekerjasama dengan Disperindag Kota Blitar) guna lakukan pengecekan langsung.
Ternyata antrean tersebut bukan karena kelangkaan, namun pembeli elpiji bersubsidi harus melalui aplikasi, dan setiap pembeli harus tunjukan KTP. Hal itu disampaikan Kanit Tipiter Sat Reskrim Polres Blitar Kota Iptu Yuno Sakaito pada wartawan.
Baca Juga: Warga Pesisir Pantai Laut Selatan Temukan Mayat Tanpa Identitas
Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Salurkan Air Bersih untuk Dua Desa Terdampak Kemarau di Kabupaten Blitar
"Memang kita lakukan pengecekan di beberapa pangkalan penjualan, setelah kita lakukan pemeriksaan dan penelitian bersama Ibu Pandu dari Disperindag dan Pak Candra, ternyata bukan kelangkaan, namun antrean untuk dilakukan pendataan secara aplikasi setiap pembeli, jadi antre, memang hal ini sejak Kamis kemarin, hal serupa juga di 3 pangkalan, dan untuk HET tetap seharga Rp 16 ribu per tabungnya," kata Iptu Yuno pada wartawan.
Sementara Candra Wijaya menyampaikan, pihaknya (Elpiji Haswana) telah menyalurkan pasokan gas elpiji bersubsidi ke pangkalan-pangkalan sesuai jadwal termasuk jumlah pasokan setiap pangkalan.
Baca Juga: Remaja 18 Tahun di Blitar Tewas Usai Terjun ke Sungai
"Kekhawatiran masyarakat tersebut lumrah atas dugaan kelangkaan elpiji subsidi, karena para pembeli antre, ya itu tadi kan harus tunjukkan KTP, untuk didaftar aplikasi, jadi setelah kita lakukan pengecekan bersama Disperindag tidak ada kelangkaan, HET nya pun tetap tidak ada kenaikan, yaa memang kita khawatirkan adanya penimbunan, Alhamdulillah tidak ada penimbunan, dan penjualnya pun lancar,” pungkas Iptu Yuno didampingi Ibu Pandu dan Candra Wijaya. Les
Editor : Moch Ilham