SURABAYAPAGI.com, Pacitan - Salah satu kebudayaan kolosal asal Pacitan, Jawa Timur, yakni Rawat Jagat kali ini, temanya tentang Mitigasi Bencana dengan menyajikan aneka tampilan. Semuanya sarat dengan muatan kampanye pengurangan risiko bencana.
Ketua Konsorsium Kangen Pacitan Abdilah Yusuf menyebut, tak hanya ancaman bahaya bencana alam, namun juga bencana kesehatan dan lingkungan. Termasuk pula isu Megathrust yang saat ini menjadi perbincangan banyak kalangan.
Baca Juga: Dongkrak Roda Perekonomian, Disnaker KUKM Kota Madiun Gelar Pameran Batik
"Urutan acaranya masih sama seperti yang dulu cuma tampilannya saja yang berbeda," kata Yusuf, Minggu (22/09/2024).
Festival yang digelar pada Sabtu (21/09/2024) kemarin mengusung tema "Eling lan Waspodo", yang secara kreatif mengkolaborasikan tradisi dengan seni pertunjukan kekinian.
Sehingga tak hanya bertujuan untuk menggerakkan ekosistem kebudayaan di Pacitan saja. Namun juga, menjaga alam, lingkungan serta untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat (UMKM).
Baca Juga: Batik Lesoeng Khas Ponorogo, Tetap Eksis hingga Tembus Pasar Singapura dan Turki
Salah satu hal yang menarik dari rawat jagat tahun 2024 yaitu menghidupkan kembali seni tradisi yang jarang dipertunjukan. Di antaranya tari keling dari dusun Batu Lapak, Kali Pelus yang hampir punah.
Tari keling akan ditampilkan dalam rawat jagat. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengapresiasi kegiatan tersebut, khususnya upaya melestarikan seni tradisi dan upaya peningkatan ekonomi warga.
Baca Juga: Tak Setuju Demi Rekor MURI, Pemkab Jombang Batalkan Kegiatan Jaranan Dor
Sementara itu, diketahui, pada festival tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, untuk kegiatan prosesi akan digelar di perempatan Tugu Penceng, termasuk doa, dan pertunjukan seni.
"Rawat Jagat bukan sekadar festival budaya. Aspek pemberdayaan ekonomi juga menjadi aspek yang disasar. Ungkapan syukur terhadap karunia Tuhan, juga ada workshop pengolahan sampah, dan pelepasan tukik," pungkasnya. pc-01/dsy
Editor : Desy Ayu