Mendag Zulhas pun Galau dengan Serikat Pekerja

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Sep 2024 19:29 WIB

Mendag Zulhas pun Galau dengan Serikat Pekerja

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), ngaku galau dengan banyak serikat pekerja. Pabrik miliknya dulu, tutup padahal memiliki pegawai sebanyak 3.000 orang.

Kisah piluhnya diungkap di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten, Senin (23/9/2024). Kisahnya dibeberkan Zulhas saat masih jadi pengusaha yang menutup bisnisnya. Salah satu alasannya, banyak pekerja yang protes.

Baca Juga: Satgas Impor Ilegal Temukan Karpet Ilegal dari Turki

Zulhas mengatakan sempat mempunyai pegawai sebanyak 3.000 orang. Dia bilang tiap hari ada demo dari serikat pekerja. Apalagi waktu itu bertepatan dengan era reformasi.

"Saya juga punya pengalaman baru jadi saya kan ada di industri juga, 3.000 pegawai saya dulu. Tiap hari demo, baru reformasi kan, ya 20 tahun yang lalu, saya pusing juga, ya saya tutup aja gitu," ungkap Zulhas di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten, Senin (23/9/2024).

 

Baca Juga: Perundingan Peningkatan ATIGA Alami Kemajuan Signifikan

Penyebab Pabrik Pindah Lokasi

Zulhas menilai salah satu penyebab banyak pabrik yang pindah lokasi produksi lantaran banyak serikat pekerja, misalnya, serikat pekerja di Karawang sampai 10-11 serikat pekerja dalam satu industri. Berbeda dengan di Jawa Tengah, Zulhas menyebut situasi pekerja lebih kondusif. Selain itu, biaya untuk membayar tenaga kerjanya juga lebih murah dibandingkan di kota industri.

"Di sini katanya, di sini, Karawang, itu satu industri serikat pekerjanya bisa 10, bisa 11 itu juga. Di Jawa Tengah kan tahu sendiri, (pekerjanya) tenang, serikat pekerjanya itu dalam satu industri yang punya 20.000 pegawai cuma satu. Kadang-kadang malah nggak bikin mereka. Jadi, suasana pekerjaan lebih kondusif," jelasnya.

Baca Juga: Barang Impor Ilegal senilai Rp1,33 miliar Ditemukan di Makassar

Menurutnya, penyebab industri manufaktur merosot karena sudah tidak kompetitif lagi, seperti mesinnya tua, ada yang pindah pabrik, hingga gempuran produk impor ilegal.

"Ya banyak hal (penyebab industri manufaktur merosot), (produk impor ilegal) salah satu saja. Jadi kalau manufaktur itu macam-macam sebabnya, ada yang mesinnya tua, sudah mulai tidak kompetitif, ada juga yang pindah, yang Tangerang ini juga banyak yang pindah. Jadi, tutup sebetulnya belum tentu tutup, pindah, banyak yang pindah ke Jawa Tengah," tambahnya. n jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU