SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Desa Betiting memang berbeda dengan desa lain di Kabupaten Gresik. Desa yang masuk wilayah Kecamatan Cerme ini go internasional setelah menjadi pusat penelitian ahli pertanian negeri jiran Malaysia dan Indonesia.
Kepala Desa Betiting Cerme Musoli mengatakan, desanya kini menjadi tempat penelitian kerjasama pengembangan tematik hasil kerjasama antara PENS dengan UiTM (University Teknologi Mara) Malaysia.
Baca Juga: Desa Cagak Agung Cerme Resmi Menyandang Desa Berdaya Provinsi Jawa Timur
"Penelitian dilakukan hari ini, Rabu (2/10) di Desa Betiting. Melibatkan banyak ahli, termasuk dari Malaysia," ujar Kades Musoli.
Ditambahkan kades, penelitian antar negara ini meliputi deteksi hama penyakit tanaman dengan smartphone, portable device dan drone.
Baca Juga: Destinasi Wisata ‘Jati Sewu Gresik’, Tawarkan Tempat Berlibur Murah Meriah
Pengendali hama burung pipit, menggunakan tali perak otomatis. Smart Soil tester dan terakhir pemetaan lahan dengan drone.
Para peneliti, kata Musoli, terdiri dari Mike Yuliana Ketua P3M yang juga ketua tim peneliti, didampingi Budarni staf dari Dinas Pertanian Kabupaten Gresik. Sedangkan ahli dari UTM Malaysia adalah Prof Azlina Idris.
Baca Juga: Atasi Pengangguran, Kades Sukorejo Minta Pabrik Ring 1 Serap Warga Desanya
Kades berharap dengan diadakan penelitian antarnegara imi, bisa semakin memajukan pertanian dan potensi pertanian di Desa Betiting sehingga pada akhirnya petani bisa makmur karena produksi yang melimpah.
"Kenapa di Betiting? karena di desa kami, bisa panen padi sebanyak tiga kali dalam setahun. Ini sangat luar biasa dibanding desa lainnya. Meski desa kami dikepung kawasan perumahan, tetapi kami masih memiliki wilayah pertanian potensial. Inilah yang mendorong Dinas Pertanian Gresik menjadikan desa kami sebagai pusat penelitian, sekaligus membantu petani kami dalam menghadapi segala jenis hama pertanian," jelas Kades Musoli panjang lebar dengan penuh bangga. grs
Editor : Moch Ilham