SURABAYAPAGI.com, Pasuruan - Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan terus menekan angka stunting di wilayahnya hingga serendah-rendahnya pada 2024 ini. Bahkan berbagai aksi dimaksimalkan dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder.
Selain sosialisasi stunting kepada masyarakat seperti pasangan yang akan menikah dna ibu hamil, diantaranya dengan menyiapkan sistem yang memungkinkan peningkatan kesejahteraan. Salah satunya yang sudah berjalan saat ini adalah program Grebek Stunting.
Baca Juga: Per 2021-2023, Pemkab Ponorogo Turunkan Kasus Stunting Hingga 9,33 Persen
"Upaya pencegahan (stunting) dimulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi, balita. Kami juga gencar grebeg stunting," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, Shierly Marlena, Rabu (20/11/2024).
Sebanyak 8 aksi telah dilakukan dalam upaya penurunan stunting, seperti analisa sasaran dan target; rencana kegiatan untuk tahun berikutnya; pelaksanaan Rembug Stunting.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, Dinkes Jombang Inovasikan Besut Buka Gerbang Emas
Kemudian ada produk hukum daerah terkait percepatan penurunan stunting; lalu peranan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, serta review kinerja.
Untuk diketahui, Pemkot Pasuruan memasang target penurunan angka prevalensi stunting hingga 5 persen di tahun 2024. Seluruh stakeholder diminta menjaga sinergitas dan bekerja secara optimal sesuai kewenangan masing-masing.
Baca Juga: Baznas Kota Mojokerto Fasilitasi Bimbingan Perkawinan Bagi Puluhan Calon Pengantin
Pemkot sebelumnya juga telah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2022 tercatat sebesar 21,1 persen, di tahun 2023 turun menjadi 11,7 persen.
"Pada 2022 tercatat sebesar 21,1 persen di tahun 2023 turun menjadi 11,7 persen," katanya. ps-02/dsy
Editor : Desy Ayu