Ekonom: Kenaikan Tarif PPN 12%, Menyesatkan, Bisa Berdampak pada E-Commerce

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 22 Des 2024 20:33 WIB

Ekonom: Kenaikan Tarif PPN 12%, Menyesatkan, Bisa Berdampak pada E-Commerce

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ekonom dan Direktur Ekonomi Digital CELIOS Nailul Huda, menilai Kenaikan Tarif PPN Menyesatkan. Penialian Nailul Huda, ini didasarkan sejumlah fakta tentang perekonomian Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini merespon kenaikan PPN 12% yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia yang dituangkannya dalam surat terbuka.

Dalam surat terbuka buat pemerintah tersebut, Nailul Huda mengungkapkan adanya perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2014 mencapai 5,15%. Sedangkan tahun 2023, pertumbuhan konsumsi rumah tangga berada di angka 4,8%.

Baca Juga: Kado Tahun Baru Prabowo, Batalkan Kenaikan PPN 12%

"Padahal klaim Pemerintahan Jokowi, inflasi berada di situasi terkendali rendah. Namun konsumsi rumah tangga kita terus merosot yang menandakan masyarakat enggan mengonsumsi barang lebih banyak," katanya dalam keterangan Surat Terbuka untuk Pemerintah: Kenaikan Tarif PPN Menyesatkan, Minggu (22/12/2024).

Center of Economics and Law Studies memproyeksikan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun depan bakal berdampak kepada kinerja niaga-el (e-commerce).

Berdasarkan perhitungan Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda, kinerja niaga-el pada 2024 mengalami kenaikan sebesar 3 persen atau setara dengan Rp468,6 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp453,7 triliun.

Namun, pada 2025, diperkirakan kinerja sektor niaga-el hanya akan meningkat sebesar 0,5 persen menjadi Rp471 triliun.

“Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat dan potensi kenaikan tarif PPN yang membuat masyarakat menahan daya beli,” kata Huda di Jakarta, Kamis.

Penghitungan proyeksi tersebut menggunakan model ARIMA. Model itu disebut efektif dalam menangkap struktur temporal data seperti untuk memprediksi produk domestik bruto (PBD) dan indikator ekonomi lainnya.

Baca Juga: Soal Kenaikan PPN 12%, Gerindra-PDIP Panas!

Temuan lain Celios adalah sektor pembayaran digital akan mencapai angka Rp2.908,6 triliun pada tahun 2025 atau meningkat sekitar 16,73 persen.

Sektor pinjaman daring juga berpeluang mencapai angka Rp365,7 triliun pada tahun 2025 mendatang.

 

Catatan Sektor Perekonomian Digital

Baca Juga: PDIP: PPN Bisa 5%

Untuk sektor transportasi daring (ride-hailing), prediksi kinerjanya mencapai Rp12,6 triliun pada tahun 2025.

“Sektor transportasi daring menunjukkan pemulihan yang konsisten, dengan peningkatan bertahap hingga mencapai Rp12,66 triliun pada 2025. Peningkatan nilai transaksi ini juga terus berpotensi membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat serta menunjukkan optimisme terhadap potensi pasar sektor digital,” jelas Huda.

Sedangkan sektor perjalanan daring (online travel), kinerjanya diproyeksikan akan bernilai Rp12,37 triliun atau meningkat sebesar 5,10 persen dari tahun 2024 yang hanya mencapai Rp11,77 triliun.

Namun, Celios juga mencatat sektor perekonomian digital Indonesia menghadapi tiga tantangan yang cukup signifikan, di antaranya penurunan investasi, kesiapan sumber daya manusia (SDM), serta kejahatan siber. n ec/erc/cr5/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU