SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Autogate imigrasi di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda resmi diuji coba, pada Rabu (15/01/2025).
Proses uji coba ini dipantau langsung oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang didampingi sejumlah pejabat penting, termasuk Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto, dan Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, Ramdhani.
Autogate imigrasi ini dipasang di dua lantai Terminal 2, yakni 10 titik di lantai dua untuk keberangkatan internasional, dan 18 titik di lantai satu untuk kedatangan internasional.
Menggunakan teknologi pengenalan wajah (face recognition) dan manajemen kontrol perbatasan (BCM), proses pemeriksaan hanya memakan waktu 15–25 detik per penumpang.
Menteri Agus Andrianto menyebutkan, kehadiran autogate ini merupakan bentuk peningkatan kualitas layanan imigrasi.
"Penumpang kini tidak perlu lagi mengantre lama untuk pemeriksaan manual. Cukup dengan memindai paspor di autogate, proses selesai dalam hitungan detik," ujar Agus.
Autogate ini dapat digunakan oleh WNI dengan paspor elektronik, paspor elektronik polikarbonat, serta paspor nonelektronik. Sedangkan untuk WNA, fasilitas ini tersedia bagi pemegang paspor elektronik yang memiliki e-VoA dan eVisa Indonesia.
Baca Juga: Kolaborasi Inovatif di Bandara Juanda: Imigrasi Surabaya dan Stakeholder Bersatu Tingkatkan Kualitas
"Autogate ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk mempercepat proses pemeriksaan imigrasi, sekaligus meningkatkan efisiensi dan kenyamanan penumpang," tutur Agus.
Kendati demikian, dengan adanya autogate imigrasi ini, Bandara Juanda menjadi bandara internasional kelima di Indonesia yang mengadopsi teknologi tersebut, menyusul bandara-bandara besar lainnya.
Selain menguji coba autogate, Menteri Agus juga meninjau ruang Passenger Analysis Unit (PAU), pusat kendali utama lalu lintas penumpang. PAU mengintegrasikan berbagai sistem seperti SIPP, IASS, dan CCTV internal untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi layanan di Bandara Juanda.
"Adanya autogate ini membuktikan bahwa pelayanan imigrasi di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju," pungkas Agus.
Dengan inovasi ini, Bandara Juanda tidak hanya menjadi pintu gerbang internasional yang efisien, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam menghadirkan layanan berkelas dunia bagi masyarakat.
Di samping itu, salah satu calon penumpang, Muhammad Khozin dari Bangkalan, Madura, yang sedang umrah, menyambut positif inovasi ini.
"Awalnya bingung, tapi setelah diarahkan petugas, ternyata mudah dan cepat," tukasnya. lni
Editor : Desy Ayu