PPDB-SPMB, Sami Mawon Pak Mendikdasmen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 31 Jan 2025 20:06 WIB

PPDB-SPMB, Sami Mawon Pak Mendikdasmen

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menjelaskan kini ada pengganti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), menjadi Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

Saya berpikir berjam jam menggunakan akal sehat, tertawa sendiri. Terutama memaknai PPDB dan SPMB. Saya coba simulasi dengan grup diskusi wartawan, semuanya geleng geleng kepala.

Baca Juga: Contempt of Court, Cabut "Nyawa" Dua Advokat

Artinya perubahan itu tak ada yang substansial. Perubahan lebih ke istilah semata. Kata "Penerimaan Peserta Didik Baru " menjadi "Seleksi Penerimaan Murid Baru".

Kata depan "seleksi" menjadi kata depan kalimat "..Penerimaan Murid Baru" .

Kata "Peserta Didik Baru" diganti "Murid Baru". Pemahaman saya dua kata itu sinonim. Kata sinonim, pelajaran bahasa Indonesia yang saya ingat artinya "Persamaan kata".

Guru bahasa Indonesia saya bilang "sinonim biasanya digunakan dalam percakapan dan penulisan untuk menghindari pengulangan kata dan membuat kalimat lebih menarik". Walawala!

 

***

 

Guru bahasa Indonesia, saat saya sudah di bangku SMP mengingatkan siswanya, pejabat kita suka sekali berdebat, mempertahankan pendapat, seolah-olah pendapatnya sendirilah yang benar. Apalagi kalau soal kata, istilah atau definisi.

Kata, istilah atau definisi “kafir” saja bisa bermacam-macam. Ada belasan dan bisa puluhan pengertian. Ada yang sama, ada yang mirip dan tentunya banyak yang berbeda, baik sudut pandang, sudut persepsi, sudut pemahaman maupun sudut logikanya. Dan tanpa disadari, mereka terjebak pada “The Problem of Semantics” yang tidak ada gunanya, karena sampai kapan pun tidak akan ada titik temunya. Justru bisa menimbulkan sikap “snob” (sok tahu, sok mengerti dan sok pandai).

Istilah, adalah kata yang lebih bersifat teknis. Memerlukan uraian pendek. Misalnya “konsekuen”, “konsisten”, “paradok”,”kontroversi” dan semacamnya.

Sedang "Definisi", yaitu uraian yang berusaha memberikan penjelasan tentang arti daripada sebuah kata atau istilah dari sudut pandang, sudut persepsi atau sudut pemahaman masing-masing orang.

Adik kelas di kampus saya yang ikut diskusi, akhirnya nyeletuk bilang "sakarepmu pak Menteri".

 

***

Baca Juga: Tebak "Raja Kecil" Gunakan Logika dan Imajinasi, Bahlil…?

 

SPMB 2025, kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti, akan membuka 4 jalur penerimaan.

"Jalur penerimaan murid baru ada empat. Pertama domisili, kedua jalur prestasi, yang ketiga jalur afirmasi, yang keempat jalur mutasi," katanya.

Mendikdasmen, ganti nama zonasi jadi domisili, karena selama ini muncul pemahaman yang kurang tepat. "Karena dianggap penerimaan itu hanya zonasi. Jadi, kami sampaikan bahwa jalur penerimaan murid itu ada empat (prestasi, domisili, afirmasi, mutasi)," jelas Mu'ti.

Ternyata, Mendikdasmen Abdul Mu'ti memastikan SPMB 2025 itu memiliki 4 jalur penerimaan, yakni jalur prestasi, domisili, afirmasi, dan mutasi. Dalam jalur SPMB, terdapat pergantian nama jalur zonasi menjadi jalur domisili.

Akal sehat saya berbisik nama PPDB sebenarnya bisa tetap, hanya ditambahi 4 jalur. Ini soal teknis penerimaan siswa. Beda dengan nama PPDB itu adalah brand dalam dunia pendidikan. Sama dengan SPMB. Apa ini yang dinamakan rebrandingnya Mendikdasmen? Wallahualam Bissawab.

Tak lama lagi bakal ada penjelasan lebih teknis tentang empat jalur penerimaan tersebut. Dan  teknis empat jalur penerimaan akan disampaikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah tentang Sistem Penerimaan Murid Baru di tahun 2025 . Menariknya Permen ini akan disempurnakan melalui uji publik.

 Ohh Allah, pak menteri, pak menteri?. Tambah lama, saya dibikin mumet dengan kata sinonim, istilah sampai definisi dari Pak Menteri. Ternyata informasi yang baru, cuma empat jalur penerimaan siswa. Bukan lagi urusan zonasi.

Baca Juga: Modus Simpan Uang ala Zarof, Diduga Kerjaan Pejabat

Lama- lama, nanti bisa ada Menteri pendidikan atau Mendikdasmen yang mengusik istilah jawa "sami mawon" dengan "podho wae".

Kata hati saya, sekarang kita diajari menteri untuk berfilsafat. Konon belajar filsafat dapat membantu seseorang memahami diri sendiri dan dunia, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Benar juga! Justru karena berpikir kritis saya mengkritik kebijakan Mendikdasmen.

Apalagi ilmu filsafat juga dapat membantu seseorang untuk melihat sesuatu dari perspektif yang lebih luas.

Ya, ya, ya,..? kita disuruh menerima perbedaan antara istilah "Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)", dengan istilah "Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB )".

Sebagai warga negara yang taat, kita mesti harus menerima SPMB, demi sekolah anak kita. Dan anak kita pun diajari mengembangkan kemampuan menerima perbedaan opini atau argumen.

Sementara Menteri Mu'ti sadar perubahan nama PPDB menjadi SPMB akan menuai banyak pendapat dari masyarakat. Menghadapi hal itu, ia ingatan SPMB telah menjadi suatu hal yang baru di eranya.

Siap Pak Mendikdasmen Abdul Mu'ti. Catatan opini saya ini menyatakan bahwa PPDB -SPMB, sami mawon atau podo ae. Bersinonim. Inilah realita, ganti Mendikdasmen ganti kebijakan. Kita orang tua harus menerima. Yang penting kebijakannya tidak menyulitkan anak didik kita. Amiin. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU