Huda Hasilkan Pundi-Pundi Rupiah Lewat Budidaya Merpati Pos

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Apr 2021 10:11 WIB

Huda Hasilkan Pundi-Pundi Rupiah Lewat Budidaya Merpati Pos

i

Huda memberi makan merpati pos peliharaannya. SP/ TRG

SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Lewat hobinya memelihara merpati pos di saat Lelah bekerja, kini Huda Pranowojati dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah berkat anakan merpati pos ternakannya minimal laku Rp 300 ribu setiap pasang. Bagi Huda, saat ini merpati eksis dalam berbagai perlombaan akan kecepatan merpati pos tersebut pulang. Sebab, selain kecerdasan dan daya indra yang dimiliki, para pencinta mencintai merpati pos karena kecepatannya terbang untuk kembali ke kandang.

Selain itu, proses pengecekan gizi makanan pada merpati yang disediakan harus baik dan terjaga. Biasanya Huda memberi pakan berupa campuran beras merah dengan jagung, kacang tanah, kacang hijau, serta kedelai karena jenis biji-binian memiliki kandungan tersendiri. Seperti beras merah yang merupakan jenis biji-bijian termasuk dalam kategori sereal. Beras merah berperan penting dalam proses pembentukan tulang. Biji ini mengandung banyak kalsium dan rendah lemak. Memberikannya dalam jumlah banyak tidak akan menyebabkan merpati mengalami kegemukan.

Sedangkan bagi induk merpati, kacang hijau diketahui dapat membantu menjaga kesuburan sistem reproduksi merpati pascamengeram dan meloloh. Sedangkan, jagung diberikan karena mengandung karbohidrat yang sangat tinggi, karbohidrat berguna menyediakan kalori yang menghasilkan tenaga bagi merpati.

Tak hanya itu, pemberian jenis jagung giling sangat bagus saat merpati akan meloloh. Tujuannya, agar anakan merpati lebih mudah mencerna karena sistem pencernaan anak merpati belum sempurna seperti merpati dewasa. "Selain pakan itu, biasanya saya memberi pakan lain seperti konsentrat yang biasa dijual di pasaran," imbuh Huda.

Itu dilakukan minimal jika anakan sudah bisa makan sendiri dan siap jual sekitar usia 30 hingga 40 hari. Namun setelah piyek sudah mulai makan sendiri dan siap jual, Huda langsung memberinya vaksin dan obat cacing. Tujuannya, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Sedangkan untuk harganya sangat bervariasi. Dilihat dari indukan piyek yang akan dijual. Terlihat jika indukan pernah ikut lomba, tapi tidak juara dan hanya masuk nominasi, anakan diberi harga minimal Rp 300 ribu per pasang. Jika indukan pernah juara lomba masuk 10 besar, harga minimal Rp 500 ribu per pasang.

Harga tersebut akan berlipat jika anakan pernah ikut lomba. Jika masuk nominasi, di atas Rp 1 juta setiap pasang dan jika masuk 10 besar, di atas Rp 2 juta. "Untuk lomba, dengan catatan jarak sekitar 600 kilometer atau pelepasannya di Jakarta," imbuh pria 29 tahun ini.

Biasanya dari delapan pasang indukannya, dirinya mendapat keuntungan minimal Rp 3 juta. Itu akan bertambah jika anakan merpati yang diikutkan lomba dan minimal masuk nominasi. Dengan bisa pulang sebelum batas hari maksimal yang diterapkan. Dsy14

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU