Penurunan Saturasi Oksigen Picu Gejala Covid-19

surabayapagi.com
Oksimeter, alat untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Saat pandemi Covid-19, rutin mengecek saturasi oksigen dengan kadar normal sangat penting dilakukan. Sebab, saturasi oksigen adalah parameter penting untuk menentukan kadar oksigen di dalam darah dan jika terjadi penurunan saturasi oksigen perlu diwaspadai sebagai salah satu gejala Covid-19.

Dikutip dari News Medical Life Sciences, saturasi oksigen mengukur persentase oksihemoglobin (hemoglobin yang terikat oksigen) dalam darah, dan direpresentasikan sebagai saturasi oksigen arteri (SaO2) dan saturasi oksigen vena (SvO2).

Baca juga: Cegah Stunting, Satgas TMMD ke-120 Kodim 0816/Sidoarjo Gencarkan Generasi Sehat

Saturasi oksigen normal SaO2 untuk orang dewasa adalah 95 – 100%. Nilai yang lebih rendah dari 90% dianggap saturasi oksigen rendah, yang membutuhkan pasokan oksigen eksternal.

Ada dua cara untuk mengukur saturasi oksigen yakni dengan oximeter dan analisis gas darah.  Metode yang paling umum untuk mengukur saturasi oksigen adalah oximeter. Oximeter adalah metode yang mudah dan tanpa rasa sakit.

Alat pengukur saturasi oksigen ini berbentuk klip yang ditempatkan di ujung jari tangan atau daun telinga. Kemudian, saturasi oksigen diukur menggunakan sinar inframerah yang diserap oleh darah.

Baca juga: TMMD ke 120 Kodim 0816/Sidoarjo, Rasa Kemanusiaan TNI, Ibu Sutinah Dapat Bantuan Kesehatan di Posko TMMD

Sementara, analisis gas darah adalah cara lain untuk mengukur saturasi oksigen dengan mengukur tingkat oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Hasil analisis gas darah lebih akurat dibandingkan oximeter karena dilakukan di rumah sakit dan dikerjakan oleh tenaga medis profesional.

Pada penurunan saturasi oksigen normal di titik kritis, harus ditangani dengan tambahan oksigen eksternal. Namun, untuk kondisi ringan hingga sedang, ada cara alami untuk meningkatkan tingkat saturasi oksigen darah.

Misalnya, latihan fisik setiap hari dapat meningkatkan kapasitas paru-paru untuk pertukaran gas dan mencegah hipoksemia.

Baca juga: BKKK Surabaya Siagakan 75 Nakes dan 6 Ambulans untuk Pantau Kesehatan Jamaah Haji

Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga atau menerapkan perubahan dalam rutinitas olahraga sehari-hari. Makan makanan yang sehat dan seimbang juga dapat membantu meningkatkan saturasi oksigen darah.

Sebab, kekurangan zat besi adalah salah satu penyebab utama saturasi oksigen rendah. Makan makanan yang kaya zat besi, seperti daging, ikan, kacang merah, lentil, dan kacang mete, dapat membantu. Dsy7

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru