Pernyataan Cak Imin Sebut Nasib 16 Juta Petani Gurem Hanya Punya Tanah 0,5 Hektar, Ternyata Benar

surabayapagi.com
Tangkapan layar, cawapres nomor urut 1, Cak Imin saatdebat cawapres tadi malam, Minggu (21/01/2024). SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam debat cawapres tadi malam, Senin (21/01/2024) menyebut 16 juta petani hanya memiliki tanah setengah hektar.

"Selamat malam salam sejahtera untuk kita semua. KH Hasyim Ashari, pendiri NU mengatakan petani adalah penolong negeri. Akan tetapi hari ini kita menyaksikan negara dan pemerintah abai terhadap nasib petani dan nelayan kita, ungkap Cak Imin dalam debat cawapres semalam, Minggu (21/01/2024).

Baca juga: Panen Raya Berakhir: Petani di Jombang Nangis, Harga Gabah Anjlok

“Hari ini kita menyaksikan bahwa hasil sensus BPS pertanian kita bahwa sepuluh tahun terakhir ini telah terjadi jumlah petani rumah tangga gurem, rumah tangga petani gurem berjumlah hampir 3 juta. Ini artinya 16 juta rumah tangga petani hanya memiliki tanah setengah hektar," sambungnya.

Berdasarkan, Romauli Panggabean dari Koalisi Sistem Pangan Lestari, jumlah petani gurem berdasarkan sensus pertanian 2023 sebesar kurang lebih 17 juta petani. Selama 10 tahun memang telah terjadi kenaikan jumlah petani gurem dari 14,25 juta menjadi 16.89 juta.

Baca juga: Melalui Program DITO, Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri Terus Merangkak Naik

“Karena kenaikan tersebut terindikasi kalau kepemilikan lahan pertanian semakin sempit, namun belum disebutkan beberapa hektar,” kata Romauli, Senin (22/01/2024).

Sedangkan hasil Sensus Pertanian 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RUTP) gurem atau yang bertani di pekarangan rumah di Indonesia meningkat selama 10 tahun terakhir. Jumlah petani gurem pada 2023 mencapai 16,89 juta rumah tangga. Angkanya naik 18,54% dari 2013 yang terdapat 14,25 juta petani gurem.

Baca juga: Mentan Amran Sulaiman Salurkan Bantuan Alsintan Lebih dari Rp200 Miliar untuk Petani Jatim

Karena kenaikan tersebut terindikasi kalau kepemilikan lahan pertanian semakin sempit, namun belum disebutkan beberapa hektar. Selain itu, Ketum PKB itu juga meminta agar proyek food estate segera dihentikan. Karena itu hanya merusak lingkungan. "Food estate menghasilkan konflik agraria merusak lingkungan kita harus dihentikan," pungkasnya. jk-07/dsy

Editor : Desy Ayu

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru