Jelang Nataru, Harga Minyak Goreng dan Cabai Terus Meroket

surabayapagi.com
Pedagang di Pasar Sidoharjo Lamongan saat menunjukan kemasan minyak goreng yang alami kenaikan terus. SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Masyarakat Lamongan khususnya ibu-ibu rumah tangga mulai sambat. Sejumlah bahan pokok mulai naik jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Bahkan  harga minyak goreng, cabai, dan sejumlah bahan pokok lainnya kecenderungannya terus naik, seperti yang terjadi di Pasar Sidoharjo Lamongan Jawa Timur.

"Harga minyak goreng dari September enggak turun-turun bahkan sudah naik sampai sekarang menjadi Rp 20.000 atau naiknya Rp 1000 dari satu hari sebelumnya, "ungkap Duwi salah seorang pedagang di Pasar Sidoharjo Lamongan Kota Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Bersaing Ketat dengan Khusnul Yakin, Pak Yes Resmi Mendaftar Bacabup dari PAN

Duwi mengatakan, harga minyak goreng yang terus naik ini juga dipicu adanya isu terkait larangan menjual minyak goreng curah. Kondisi itu membuat harga minyak goreng kemasan terus melambung. "Tapi mau tidak mau, pembeli ya beli, meski mahal karena minyak goreng menjadi komoditas utama," imbuhnya. 

Untuk itu, Duwi berharap, pemerintah segera melakukan upaya untuk menstabilkan harga bahan pokok. Pemerintah, dapat menggelar operasi pasar menjelang libur Nataru. 

"Agar harga minyak goreng turun. Kita kasihan dengan pedagang kecil seperti tukang gorengan, atau pedagang yang pakai minyak goreng untuk jualannya," ungkapnya. 

Selain minyak goreng, harga cabai juga melambung. Kenaikan harga cabai ini sudah terjadi sejak akhir November lalu. "Sekarang cabai merah besar Rp 40 ribu, cabe rawit RP 65.000 perkilogram atau naik sekitar Rp. 15.000 dibanding sebelumnya. Kalau cabai lalapan sekarang sekitar Rp 55.000 per kilogram," terangnya.

Baca juga: Harga Sejumlah Bumbu Dapur di Lamongan Melonjak

Ia menduga kenaikan harga cabai karena faktor cuaca. Hal ini membuat pasokan cabai dari daerah penghasil berkurang. "Mungkin karena faktor cuaca yang membuat petani cabai gagal panen sehingga pasokannya juga berkurang. Selain itu, karena mau Natal dan Tahun Baru," terangnya.

Selain harganya sudah naik tambah Duwi, pembeli juga terus menurun ini. Biasanya sehari bisa menjual enam sampai delapan kilogram sekarang paling lima kilogram saja.

Dirut Perumda Pasar Lamongan Suhartono, melalui Kepala UPT Pasar Sidoharjo membenarkan. Dia mengaku, saat ini memang bukan lah masa panen cabai rawit akibat cuaca yang buruk. "Untuk cabai, sekarang bukan masa panen, faktor cuaca yang mempengaruhi (kenaikan harganya, Red)," ucapnya. 

Baca juga: Mentan Bolak Balik ke Lamongan Ingin Pastikan Programnya Terealisasi

Dia mengungkapkan, harga cabai rawit mahal di pasaran mahal karena harga cabai tersebut memang sudah tinggi sejak dari petani. Selain itu, pengiriman cabai rawit yang terlambat juga menjadi ihwal harganya mengalami kenaikan.

Selain itu untuk minyak goreng  stoknya juga mulai terbatas. Setiap toko saat ini stok barangnya tidak lebih dari 20 dus, ini diantaranya yang membuat harga minyak goreng terus naik."Kalau minyak goreng harganya terus naik, bukan tidak mungkin stok nya akan berkurang, dan harganya semakin melambung," pungkasnya. jir

 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru