PJ Bupati Sidoarjo Umumkan Harga Kedelai Turun Jadi 8.500/Kg

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Jan 2021 19:30 WIB

PJ Bupati Sidoarjo Umumkan Harga Kedelai Turun Jadi 8.500/Kg

i

 Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono,. SP/SUGENG

SURABAYA PAGI, Sidoarjo - Harga kedelai di Jawa Timur per hari Kamis (7/1/2021) turun jadi 8.500 per/kg. Sebelumnya sempat mengalami kenaikan dari 7.000/kg jadi 9.500/kg. Turunnya harga bahan baku pembuatan tahu dan tempe ini disampaikan Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono saat dirinya mendapatkan laporan dari kepala dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Sidoarjo, Charda. 

Turunnya harga kedelai ini bisa terjadi karena sudah ada kesepakatan antara importir dengan produsen tahu dan tempe yang tergabung dalam (Gakoptindo) gabungan koperasi produsen tahu tempe Indonesia.  

Baca Juga: Zulhas Tugaskan Bulog Impor 350.000 Ton Kedelai

Melalui Surat Edaran (SE) kementerian pertanian harga kedelai dari importir disepakati dijual ke Gakoptindo 8.500/kg. Upaya yang dilakukan pemerintah pusat melalui kementerian pertanian ini sebagai langkah darurat untuk melakukan stabilisasi harga kedelai. Sehingga produsen tahu tempe termasuk Gakoptindo Sidoarjo bisa bernafas lega dengan kembali memproduksi dalam jumlah banyak. 

Baca Juga: Bantah Stok Kedelai Tinggal 7 Hari, Mendag: Stok Kedelai Aman 3 Bulan

"Alhamdulillah mulai hari ini harga kedelai turun jadi 8.500/kg. Ini adalah upaya pemerintah dalam mengatasi kenaikan komoditas bahan baku tahu tempe yang sudah jadi konsumsi harian masyarakat", terang Hudiyono. 

Hudiyono mengatakan, pihaknya akan terus koordinasi dengan pemerintah provinsi Jatim dan pemerintah pusat. Karena jumlah produsen tahu dan tempe di Sidoarjo sangat tinggi. Setiap bulan jumlah pasokan kedelai yang dibutuhkan produsen di Sidoarjo tidak kurang dari 15 ribu ton kedelai.

Baca Juga: Harga Kedelai Mahal, Produsen Tahu Perkecil Ukuran Tahu

Jumlah ini menurut Pj Bupati Sidoarjo cukup besar. Jika mengalami gangguan produksi imbasnya bukan saja produsen saja tapi langsung ke masyarakat. Tidak terkecuali para pedagang eceran yang selama ini bergantung dari jualan tahu dan tempe di pasar - pasar tradisional. Sg

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU