Boeing 737 Dipotong-potong di Bandara Halim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 21 Mar 2021 21:29 WIB

Boeing 737 Dipotong-potong di Bandara Halim

i

Pesawat Boeing 737-500 milik Trigana Air yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian.

 

Bandara Halim Perdanakusuma Sampai Semalam Masih Ditutup dari Penerbangan Sipil. Perkiraan Penutupan Selama 24 Jam

Baca Juga: Pilot dan Kopilot Dimakamkan Bersebelahan

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pesawat Boeing 737-500 milik Trigana Air akhirnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Ini dilakukan pasca tergelincir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (20/3/2021). Badan pesawat kargo Trigana Air langsung menutupi sejumlah area landasan pacu (runway) bandara Halim Perdanakusuma.

Semalam, Proses evakuasi pesawat kargo Trigana Air Boeing 737-500 yang tergelincir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur telah rampung. Saat ini, pihak bandara masih melakukan finishing pembersihan runway atau landasan pacu.

Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Bambang Gunarto mengatakan, saat ini, badan pesawat yang tergelincir sudah dibawa ke tempat aman.  Menurut Bambang, dalam proses evakuasi tadi pihaknya memotong pesawat menjadi tiga bagian, kepala, badan, dan ekor. Ini dilakukan guna memudahkan mengevakuasi pesawat.

Dalam kesempatan itu, Bambang juga memastikan bahwa kotak hitam atau black box pesawat masih utuh. Menurut dia, pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga sudah mulai bekerja mengecek black box tersebut.

"Hari ini (Minggu, red) KNKT setelah posisi berada di tempat yang aman, itu sudah mulai bekerja, sepertinya mencopot black box. Sudah bekerja lah. Utuh lah black box, pesawatnya juga utuh," tandasnya.

 

Pilot Lapor ada Gangguan Teknis

Pesawat kargo Trigana Air Boeing ini menempuh rute Jakarta-Makassar. Pesawat yang tergelincir keluar dari runway (landasan pacu) saat mendarat pada pukul 11.26 WIB.

Menurut Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Marsma Pnb TNI Nandang Sukarna, awal pesawat Boeing 737-500 berangkat pada pukul 10.55 dari landasan udara Halim Perdanakusuma menuju Makassar, Sulawesi Selatan.

Beberapa menit setelah lepas landas, pilot melaporkan kepada pemandu lalu lintas udara (ATC) jika pesawat mengalami masalah teknis.

ATC mengarahkan pesawat Trigana Air untuk putar balik, kembali mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma. Pada pukul 11.26 WIB, pesawat mengalami crash landing atau kegagalan pendaratan.

"Terjadi satu insiden proses pendaratan pesawat mengalami crash landing ataupun kegagalan landing. Pesawat kemudian melakukan pendaratan, tapi dibelokkan ke kanan karena satu roda kendaraannya mengalami kerusakan," ungkap Nandang.

Saat mendarat itulah, ban Trigana Air tersebut pecah dan terbakar. Pesawat swing ke kanan keluar dan berhenti di ujung Runway 06. "Pada saat akhir pendaratan terjadi percikan api, dan sedikit terbakar, tapi tidak keseluruhan badan pesawat," ujar dia.

Sementara Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, memastikan dalam kecelakaan ini tak ada korban jiwa. Dua pilot, satu teknisi dan satu flight operations officer (FOO) selamat.

 

Ganggu Penerbangan Domestik

Pemotongan badan pesawat itu setelah mengganggu beberapa penerbangan domestik. Dengan dipotong, badan pesawat baru bisa dievakuasi.

Sampai sore kemarin, kondisi runway Bandara Halimperdanakusuma masih belum dapat dioperasikan karena terhalang oleh pesawat kargo Trigana Air. Akibatnya semua penerbangan sipil di Bandara Halim Perdanakusuma dari dan ke Halim, dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Baca Juga: Pilot dan Kopilot Dimakamkan di Sidoarjo

Sampai Minggu sore, petugas Bandara dan Trigana, terus berusaha melakukan pemindahan pesawat. Dampaknya, Bandara Halimperdanakusuma pada Minggu 21 Maret 2021, ditutup. Prakiraan selama 24 jam, belum dapat melayani penerbangan sipil," kata Vice President of Corporate Communication PT Angkasa Pura II, Yado Yarisman, Minggu siang (21/3).

Saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah menganalisis penyebab masalah teknis yang mengakibatkan pesawat tergelincir.

 

Rawan Mati Mesin di Udara

Boeing tipe ini diidentifikasi rawan mati mesin di udara, kata regulator penerbangan sipil di AS, Federal Aviation Administration (FAA).

Dikutip dari Reuters Minggu (10/1/2021), pada Juli 2020 lalu FAA memberikan peringatan terhadap 2.000 pesawat Boeing 737 New Generation dan Classic yang diparkir.

Peringatan ini disampaikan untuk pemilik yang pesawatnya tidak dioperasikan selama tujuh hari beturut-turut atau lebih. Mesin pesawat yang tidak dioperasikan berpotensi mengalamai korosi pada bagian air valve check.

Dari pabriknya, Boeing 737 Classic memiliki tiga varian, yakni seri 300, 400, dan 500. Sejauh ini belum jelas pesawat Trigana Air yang tersungkur ini, antara 500 dan 400. Dan dari situs resminya maskapai ini hanya memiliki Boeing 737-300 khusus freighter atau kargo dan Boeing 737-400 untuk penumpang. Dan dilansir dari Planespotters, pesawat dengan kode PK-YSF ini adalah seri 400.

Hasil penelusuran Litbang Surabaya Pagi, spesifikasi pesawat Trigana Air Boeing 737-400 meliputi: Boeing 737-400 memiliki panjang 36,4 meter. Lebar kepakan sayapnya sendiri 28,9 meter dan memiliki ketinggian 11,1 meter dari tanah hingga ujung ekor atas. Kabin Boeing 737-400 dibagi menjadi dua, pertama dengan dua kelas dan kedua hanya satu kelas saja.

Untuk kabin dua kelas, bisnis dan ekonomi, pesawat ini mampu menampung 147 penumpang, yakni 10 kursi bisnis dan 137 ekonomi. Untuk kabin satu kelas, pesawat ini bisa membawa 159 penumpang.

Pesawat Boeing 737-400 Trigana Air mampu menampung 38,9 meter kubik barang atau kargo secara total. Pembagiannya yakni, 17,2 meter kubik di bagian depan pesawat dan 21,7 meter kubik di bagian belakang.

Baca Juga: Pesawat Sudah Terdeteksi, 2 Pilot Belum

Sejauh ini pesawat Boeing 737-400 mampu menggendong 20.100 liter BBM. Dengan bahan bakar ini, pesawat mampu menjangkau jarak 1.907 nmi atau setara 3.531 kilometer.

Selain itu Pesawat Boeing 737-400 merupakan armada yang memasuki layanan pada 1988. Pesawat ini memang cukup tua yakni berumur sekitar 32 tahun. Sebelum dioperasikan Trigana Air, pesawat ini pernah dioperasikan oleh Batavia Air, GECAS, hingga Asiana Airlines yang menjadi pemegang pertama.

Sebelumnya, pesawat Boeing 737-500 Classic yang dioperasikan Sriwijaaya Air jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021). Pesawat sebelumnya dinyatakan hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB atau sekitar empat menit setelah lepas landas.

 

Harga Saham ikut Mlorot

Informasi yang dikumpulkan, setelah pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air jatuh di Kepulauan Seribu, harga saham Boeing di bursa New York, ikut tergelincir.

Saham pabrikan pesawat terbesar di Amerika Serikat ini melorot karena investor gugup, sebuah kecelakaan penerbangan, lagi-lagi melibatkan pesawat jet dari keluarga 737, salah satu tipe pesawat komersial paling laris di dunia, saat ini.

Dikutip Barrons, data perdagangan di bursa efek New York menunjukkan, harga saham Boeing Januari 2021 lalu terpeleset menjadi hanya AS$203,03.

Posisi ini turun 3,3 persen dari harga saham Boeing pada perdagangan hari Jumat, 8 Januari (sebelum kecelakaan), yang ditutup pada AS$209,90.

Selama setahun terakhir, harga saham Boeing telah turun sekitar 38 persen. Sebagai perbandingan, dalam periode yang sama, indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average masing-masing turun hanya 0,7 dan 0,4 persen. n erc/er/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU