SURABAYAPAGI,Surabaya - Sejak kemunculan covid-19 di Indonesia, fokus utama penanganan baik dari pemerintah maupun rumah sakit berpusat pada layanan medis. Atau penyembuhan para pasien.
Menurut ketua relawan pendamping Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (PPKPC-RSLI) Radian Jadid, masalah utama bagi pasien covid-19 selain masalah medis, ada pula masalah non medis.
Baca Juga: Lokasi Isoter dan RS Lapangan di Malang Raya, Dicek
"Nah masalah non medis ini yang selama ini tidak diperhatikan oleh rumah sakit maupun pemerintah," kata Radian Jadid kepada Surabaya Pagi, Minggu (11/04/2021).
Masalah non medis yang dimasukkan adalah masalah ekonomi, psikologi pasien, kesehatan lingkungan, hingga masalah pekerjaan pasien covid-19.
Beberapa pasien yang masuk ke rumah sakit Lapangan Indrapura (RSLI) kebanyakan menyendiri dan stres. Bahkan kata Jadid, ada pasien yang berbicara dengan pohon akibat tekanan psikologi yang berlebih.
"Jadi orang tuanya meninggal, butuh teman ngobrol karena di isolasi maka dia hanya pohon yang jadi kawan bicara. Akhirnya saya bersama relawan, mencoba melakukan pendekatan secara personal. Kita tanya ke pasien itu, lalu dia cerita masalahnya akhirnya kami membuat jadwal untuk yasinan bersama," terang Jadid
Dari segi ekonomi, beberapa pasien yang masuk merupakan tulang punggung keluarga. Alhasil perekonomian keluarga pasien akhirnya terhambat karena tidak ada yang mencari nafkah lagi.
Melihat akan hal tersebut, Jadid bersama 27 relawan lainnya memberikan bantuan sosial kepada keluarga pasien. Selain itu pula, pihaknya melakukan koordinasi dengan tim satgas serta ketua RT setempat agar keluarga pasien dapat diperhatikan.
"Ya kita kita kirim bantuan sembako ke keluarga, sehingga pasien yang dirawat tidak kepikiran keluarganya makan apa hari ini," katanya
Dari segi pekerjaan, para pasien yang telah sembuh yang selanjutnya disebut penyitas covid-19, terus dikawal oleh relawan dari RSLI agar dapat kembali bekerja sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Omicron Sudah di Jakarta, Surabaya Siaga
Karena yang terjadi selama ini, banyak pasien yang diberhentikan oleh perusahaan akibat terkena covid-19.
"Jadi kita damping mereka, kita memediasi mereka dengan perusahaan sehingga hak untuk bekerja, bisa mereka dapatkan kembali. Karena banyak perusahaan itu yang menolak, bahkan ada yang meminta hasil tes negatif. Padahal sudah dinyatakan sembuh oleh dokter dan rumah sakit," ucapnya
Selanjutnya dari lingkungan kesehatan. Lingkungan kesehatan yang dimaksud adalah tempat tinggal dari pasien. Beberapa pasien kata Jadid, rumahnya tidak memiliki sirkulasi udara yang memadai.
"Jadi relawan kami membantu, seperti melihat ventilasi udaranya apakah bekerja dengan baik atau tidak? Kalau ada yang kurang, itu langsung sama relawan diperbaiki," katanya
Tindakan perawatan pasien dalam segi non medis ini kata Jadid, disebut juga konsep "Be Happy". Maksudnya adalah memberikan suasana senang bagi pasien agar cepat terbangun antibodi dan imunitasnya.
Baca Juga: Varian Delta Plus Ancam Surabaya
"Kalau masalah ekonomi, psikologi, pekerjaan, keterimaan di lingkungan oleh masyarakat teratasi maka pasien akan senang, stresnya berkurang dan imunitas tubuhnya akan bertambah," pungkasnya
"Jadi semua pasien dimonitor kondisinya setiap hari secara berkala pagi, siang, sore, malam dan dievaluasi satu persatu," tambahnya lagi
Akibat adanya konsep be happy yang berfokus pada layanan medis dan non medis, berimplikasi pada tingkat kesembuhan pasien RSLI yang mencapai 99%.
Data per hari ini, Sabtu (11/04/2021), jumlah pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 7151 orang dan yang telah sembuh sebanyak 6858 orang.
"Sejak Maret 2020 hingga 11 April 2021 ini, pasien yang meninggal ada sebanyak 1 orang, dan hari ini kita baru saja mewisudakan 3 orang," katanya. sem
Editor : Mariana Setiawati