Pemkab Blitar Tetap Menggelar Tradisi Larung Sesaji Suroan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 09 Agu 2021 18:32 WIB

Pemkab Blitar Tetap Menggelar Tradisi Larung Sesaji Suroan

i

Tradisi larung sesaji Suroan di Blitar pada 2020.

SURABAYAPAGI.COM, Blitar - Meski di tengah pandemi dan penerapan PPKM level 4, Pemkab Blitar tetap menggelar tradisi Larung Sesaji Suroan. Kendati demikian, tradisi yang digelar di pantai tambakrejo itu ditutup untuk umum.

Kepala Disparbudpora Pemkab Blitar Suhendro Winarso menyatakan, tradisi larung sesaji 2021 akan dilaksanakan pada Rabu (11/8) pagi. Namun tidak dilakukan di pantai terbuka seperti tahun-tahun sebelumnya. Melainkan di dalam Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto.

Baca Juga: Dalam Rangka HUT Lemhanas ke 59, Gubenur Lemhanas Ziarah di Makam Bung Karno

"Larung sesaji Suroan kami gelar tertutup. Jumlah yang hadir juga dibatasi hanya 20 orang, itu termasuk pelaku. Kami tidak undang Forkopimda, dan kami harap masyarakat tidak mendatanginya," kata Hendro saat dikonfirmasi, Senin (9/8/2021).

Di tahun 2020, tradisi larung sesaji menyambut Tahun Baru 1442 Hijriah digelar di Pantai Serang. Yang hadir dibatasi hanya 50 orang. Namun karena pelaksanaan di pantai terbuka, tak pelak mendatangkan ratusan masyarakat yang ingin menyaksikan jalannya acara Suroan.

Untuk acara tahun ini, yang dijadwalkan hadir hanya Bupati dan Wabup Blitar, Sekda dan Kadisparbudpora. Kepala dinas dari OPD lain tidak diundang, begitu juga instansi dari jajaran samping.

Baca Juga: Tandai Awal Musim Giling Tebu, PT RMI Gelar Ritual Pertemuan Temanten Tebu Lanang dan Wadon

Menyesuaikan pelaksanaan acara yang tertutup untuk umum, Hendro juga menjelaskan ada beberapa rangkaian ritual yang sengaja dihilangkan. Seperti kirab tumpeng lanang wadon dan pergelaran tari-tarian tradisional sebagai pembuka acara.

"Langsung ke acara inti, yakni ujub doa yang dipimpin sesepuh spiritual di sana dan larung sajinya. Itu saja," ungkapnya.

Lokasi digelarnya ritual Suroan ini akan ditutup pagar sehingga masyarakat umum tidak bisa mendekat untuk mengikutinya. Protokoler kesehatan akan ketat diterapkan dengan screening suhu tubuh, dan tes rapid antigen.

Baca Juga: Pria 56 Tahun Ditemukan Tewas di Atas Rel KA

"Kami harap masyarakat bisa memahaminya, karena kondisi kita masih pandemi. Tradisi tetap digelar sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus kami panjatkan doa agar wabah ini segera berakhir," pungkas Hendro.

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU