Meksiko Ciptakan Masker Canggih SakCu Penetral Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 30 Agu 2021 11:29 WIB

Meksiko Ciptakan Masker Canggih SakCu Penetral Covid-19

i

Penggunaan variasi masker untuk tangkal Covid-19. SP/ MKS

SURABAYAPAGI.com, Meksiko - Baru-baru ini beredar adanya masker “Sultan” oleh para peneliti Materials Research Institute di National Autonomous University of Mexico (UNAM) yang mengaku berhasil membuat masker yang dapat menetralkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Masker “Sultan” tersebut dinamakan SakCu yaitu masker berlapis perak dan tembaga. UNAM menyebut, masker tiga lapis antimikroba itu sebagai "SakCu". Sak berarti "perak" dalam bahasa Maya dan Cu adalah simbol kimia untuk tembaga.

Baca Juga: Kembali Produktif Setelah Libur Panjang dengan Galaxy A55 5G

Lapisan nano tersebut diklaim bisa menetralkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Masker ini didesain bisa dipakai ulang hingga 10 kali. Kemampuannya tidak berkurang dengan dengan pencucian.

Dalam pengujian, para ilmuwan menggunakan spesimen dari pasien positif Covid-19 di RS Juarez di Meksiko. Spesimen diteteskan pada lapisan perak-tembaga dan disimpan dalam polipropilen.

UNAM mengatakan jika konsentrasi virus (yang menempel di lapisan masker) tinggi, virus menghilang lebih dari 80 persen dalam waktu sekitar delapan jam. Namun, jika muatan virusnya rendah, dalam dua jam virus menghilang dan tidak ada RNA virus yang terdeteksi.

Baca Juga: Winter Aespa Jalani Operasi Pneumotoraks, Agensi Bakal Prioritaskan Pemulihan

"Setelah kontak dengan lapisan nano perak-tembaga (pada masker), membran SARS-CoV-2 pecah dan RNA-nya rusak," kata pernyataan resmi dari UNAM, Senin (30/8/2021).

"Jadi, kalau SakCu dibuang sembarangan, tidak masalah karena tidak terkontaminasi, seperti banyak masker lainnya yang dibuang," kata pernyataan itu.

Baca Juga: Tunda Peluncuran Segmen Mobil Listrik, Aston Martin Lebih Pilih PHEV

Namun, sayangnya UNAM tidak memproduksi masker tersebut secara massal dan mengatakan saat ini memiliki kapasitas produksi 200 unit per hari.

Penelitian itu dipimpin Lembaga Penelitian Material UNAM. Namun, penelitian tersebut belum melalui peninjauan oleh rekan sejawat (peer reviewed). Dsy11

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU