SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya pada Rabu (08/09/2021) kemarin menemukan kejadian aneh pada hasil cycle threshold (CT) value dari pasien covid-19 cluster pekerja migran Indonesia.
Dari hasil pemeriksaan tes swab tes PCR, ditemukan CT value pasien berada di angka 1,8. Anehnya lagi, pasien dengan CT di bawah 5 tersebut, telah dirawat di RSLI selama 12 hari. Dari pengalaman tenaga medis RSLI selama merawat pasien covid-19, seharusnya di minggu ke-2 pasien mulai menunjukan tanda-tanda kesembuhan bahkan menunjukan hasil negatif.
Baca Juga: Tren Covid-19 Naik, Tapi tak Timbulkan Kematian
"Sampai saya tanya dan konfirmasi ke dr. Fauqa, ini nilai CT Valuenya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR nya di ulang, karena pasien ini sudah dirawat 12 hari. Setelah diulang, ternyata nilainya memang masih 1,8," kata penanggungjawab RSLI dr. Samsulhadi, Kamis (09/09/2021).
Tak hanya itu saja, selain satu pasien dengan CT value 1,8, ada pula pasien PMI lainnya yang sudah dirawat di RSLI namun nilai CT Value mereka masih dibawah 15.
"Ini fenomena baru dan masih kita tindak lanjuti," ucapnya.
Dari laporan WHO setidaknya terdapat 3 kategori varian baru covid-19. Pertama adalah Varian of Concert (VoC). Mutasi varian delta masuk dalam kategori VoC. Ciri-ciri dari VoC adalah nilai CT value yang berada di bawah angka 25, bahkan untuk kasus yang ekstrim bernada di bawah angka 5.
Berikutnya adalah Varian of Interest (VoI). Khusus untuk Vol, mutasi varian MU masuk dalam kategori ini. Dan hingga saat ini kurang lebih telah menyebar kdi 39 negara.
Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi
Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada. Kendati begitu, sebagai ciri-ciri VoI sifatnya tidak berubah dari gejala klinis maupun perkembangan di penyakitnya. Sehingga untuk terapinya pun masih sama dengan penangan covid-19 pada umumnya.
Terakhir adalah Varian of High Consequence (VoHC). Kategori varian ini yang hingga kini masih belum ditemukan keberadaannya. Oleh karenanya, menurut Dokter Penanggung Jawab Pelayanan RSLI, dr. Fauqa Arinil Aulia, kategori varian ini perlu untuk diwaspadai.
Meski begitu, dr. Fauqa belum dapat memastikan apakah CT value 1,8 dari pasien PMI tersebut masuk dalam kategori varian baru ini ataukah sebaliknya.
"Apakah mengarah ke varian baru atau masih di varian delta, tergantung hasil WGS-nya nanti. Kami tidak berandai-andai semua masih menunggu konfirmasi hasil WGS dari sampel yang kami kirim," kata dr. Fauqa kepada Surabaya Pagi.
Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi
Sebagai informasi, hingga saat ini pihak RSLI telah mengirimkan 78 sampel ke laboratorium EDC kampus C Universitas Airlangga (Unair) untuk diperiksa lebih lanjut Whole Genome Sequencing (WGS) dari sampel tersebut.
Adapun pasien PMI yang dirawat di RSLI merupakan pekerja yang bekerja di luar negeri khususnya di negara Hongkong, Brunei, Malaysia, Singapura, Taiwan dan beberapa negara lainnya. sem
Editor : Moch Ilham