Buruh Demo Besar-besaran di 33 Kota, Ojol Tunggu Aplikator

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 04 Sep 2022 20:51 WIB

Buruh Demo Besar-besaran di 33 Kota, Ojol Tunggu Aplikator

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Seruan demo muncul dari para pelaku transportasi di Jabotabek. Mereka terdiri sopir angkot hingga driver ojek online. Agung, salah satu sopir angkot trayek 06 Parung-Bogor, mengungkapkan usulan-usulan demo sudah mulai banyak disuarakan oleh sesama sopir angkot. Mereka sangat takut penghasilannya menurun dengan adanya kenaikan harga BBM.

"Ini sih bisa jadi demo kayaknya. Udah ada yang usulin sih kemarin. Kalau kayak begini terus penghasilan kita turun ya pasti demo sih urusannya," ungkap Agung ketika ditemui detikcom di Pasar Parung, Kabupaten Bogor, Minggu (4/9/2022).

Baca Juga: Per 1 Agustus: Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Naik Lagi

Sejauh ini kenaikan tarif sendiri telah dilakukan di angkot trayek Parung Bogor. Tarif jarak terjauh dari Pasar Parung ke Pasar Merdeka Kota Bogor naik Rp 2.000. Awalnya Rp 10.000 per orang, kini Rp 12.000.

Hal yang sama diungkapkan juga oleh Yatno, yang narik angkot jurusan Parung-Lebak Bulus 106. Katanya, beberapa sopir memang sudah mengeluarkan ajakan untuk berdemo memprotes harga BBM naik. Namun, dirinya sendiri mengaku enggan ikut-ikutan.

Sampai Minggu (4/9/2022) sore kemarin, para buruh se-Indonesia sudah memastikan aksi unjuk rasa besar-besaran sebagai bentuk penolakan.

Rencananya buruh se-Indonesia akan menggelar aksi unjuk rasa pada Selasa besok (6/9/2022). Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan unjuk rasa itu akan digelar serentak di 33 provinsi. Demo yang akan dilakukan di DKI Jakarta, unjuk rasa akan dipusatkan di gedung DPR.

Para buruh akan meminta pimpinan DPR memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membahas penaikan harga BBM. "DPR RI harus berani membentuk pansus atau panja BBM," ucapnya.

Selain di ibu kota, aksi demo menolak penaikan harga BBM juga akan digelar di Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pekanbaru. Bengkulu, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, dan Pontianak. Lalu Makassar, Gorontalo, Sulawesi Utara, Ambon, Ternate, Mataram, Kupang, Manokwari, dan Jayapura.

Dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (4/9/2022), Iqbal mengatakan, daya beli buruh sudah turun 30 persen saat ini. Dengan kenaikan harga BBM, maka daya beli akan semakin merosot menjadi 50 persen. Penyebabnya karena peningkatan inflasi menjadi 6,5 persen hingga delapan persen dan membuat harga kebutuhan pokok akan meroket.

"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflasi menjadi 6,5 persen hingga sampai delapan persen, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Iqbal.

Di sisi lain, ia mengklaim upah buruh sudah tak naik dalam tiga tahun terakhir. Dengan kata lain, penaikan harga BBM akan membuat hidup buruh semakin sulit. Terlebih, pemerintah akan kembali menggunakan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan untuk menghitung kenaikan upah minimum tahun depan.

Baca Juga: HM Rofiq Temukan Harga BBM Tidak Satu Harga di Bawean

Sehingga diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi. "Dengan kata lain, diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi," ujar Iqbal.

 

Tarif Ojol Belum Naik

Herry Wahyu Nugroho, Ketua Umum Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur menyatakan keberatannya atas kenaikan harga BBM tersebut.

Menurut Herry, seharusnya pemerintah bisa lebih bijaksana lagi sebelum menaikkan harga BBM. Termasuk membatasi pendistribusian BBM subsidi jenis Pertalite melalui aplikasi MyPertamina agar tepat sasaran.

"BBM subsidi harus tepat sasaran. Dan pengemudi ojek online (ojol) serta taksi online seharusnya berhak mendapatkan BBM subsidi seperti Pertalite untuk mobilitas sehari-hari dalam bekerja. Karena mereka (ojol dan taksi online) masuk dalam kategori kendaraan yang dianggap digunakan oleh masyarakat. Jadi, harus diberikan subsidi,” kata Herry, Minggu (4/9/2022).

Baca Juga: Menkeu Takut Dimarahi Rakyat

Sementara itu, Daniel Lukas Rorong, Humas PDOI Jawa Timur menyayangkan, seharusnya kenaikan harga BBM disertai dengan kenaikan tarif layanan transportasi online. Baik itu untuk ojol dan taksi online. "Saat ini, masih belum ada kenaikan. Masih harga lama," ujar Daniel

Ditambahkannya, untuk saat ini, tarif pengiriman barang dan makanan melalui ojol, masih di harga Rp. 6.400 untuk jarak radius 0-4 km. Sedangkan pengantaran orang untuk ojol, masih dikisaran harga Rp. 7200 dengan jarak radius sama yakni 0-4 km.

Lalu untuk taksi online, dengan jarak radius pengantaran sampai 4 km pertama di harga Rp.10.400. "Tentu saja, jika masih mengacu pada tarif lama, kasihan nasib rekan-rekan driver online (ojol dan taksi online)," ungkap Daniel prihatin.

Untuk itu, Daniel berharap, agar Kementrian Perhubungan (Kemenhub) segera memberlakukan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang sempat ditunda dua kali.

Daniel juga mengharapkan ada regulasi yang mengatur perubahan harga untuk tarif taksi online. "Semoga habis ini, ada regulasi terbaru yang mengatur perihal kenakan harga untuk tarif transportasi online roda empat atau taksi online. Biar nantinya tidak menjadi perang tarif antara ojek online maupun taksi online. Rekan-rekan taksi online ingin ada kenaikan tarif minimal dasar di angka Rp. 20.000-Rp. 25.000 untuk jarak pengantaran 0-4 km, pertama. Selanjutnya ada penambahan di angka Rp. 4.000/km," pungkas Daniel yang juga menjadi salah satu penggugat Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) nomor 108 tahun 2017 yang dikabulkan oleh Mahkamah Agung (MA). n jk/erc/sa/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU