Autopsi Santri Ponpes Gontor Meninggal Dianiaya, Polres Ponorogo Terbang Ke Palembang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Sep 2022 10:32 WIB

Autopsi Santri Ponpes Gontor Meninggal Dianiaya, Polres Ponorogo Terbang Ke Palembang

i

Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

SURABAYAPAGI,COM, Ponorogo - Tim Penyidik Satreskrim Polres Ponorogo terus mendalami kasus santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) 1 Ponorogo bernama Albar Mahdi (AM) yang meninggal dunia diduga dianiaya.

Bahkan, tim khusus itu menemui orang tua korban secara langsung di Palembang, Sumatera Selatan. Selain meminta keterangan dari keluarga korban, kedatangan tim khusus itu juga untuk melakukan autopsi kepada jasad santri yang diduga dianiaya oleh seniornya tersebut.

Baca Juga: Polres Ponorogo Gelar Rekontruksi Tewasnya Santri Ponpes Gontor

“Bukan ortu korban yang ke Ponorogo, namun petugas kami yang tergabung dalam tim khusus terbang ke Palembang untuk meminta keterangan dari Soimah yang merupakan ibu korban,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Kamis (8/9/2022).

“Keluarga korban setuju akan dilakukan autopsi, akan dilaksanakan hari ini pukul 09.00 WIB di TPU Selayur Kalidoni Palembang,” imbuh Catur.

Keputusan untuk dilakukan autopsi ini tidak berlangsung mudah begitu saja. Ada satu momen di mana pihak keluarga yang tengah melakukan salat Asar mengaku meminta petunjuk dahulu ke Tuhan dan mencoba berdialog kebatinan dengan anaknya, AM.

Autopsi itu bakal dilangsungkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan. Kuburan itu menjadi tempat dikebumikannya AM pada Senin, 22 Agustus lalu.

"Hasil autopsi sangat penting untuk menaikkan proses penyelidikan ke tahap selanjutnya," pungkas Catur.

Catur menyebut bahwa proses autopsi ini, pihaknya melakukan koordinasi dengan Polda Sumatera Selatan. Nantinya, yang melaksanakan autopsi pada jenazah korban, dibantu dari Biddokes Polda Sumsel.

“Biaya proses autopsi ini semua biayanya akan ditanggung polisi,” ujar Catur.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan Santri Ponpes Gontor Hingga Tewas, Ini Motifnya

Menurut Catur, hasil dari autopsi akan dijadikan dasar untuk menaikkan proses hukum ke tahap selanjutnya atau penetapan tersangka.

"Kalau hasilnya segera dapat, kami tetapkan dari hasil autopsi. Maka, akan kami laksanakan gelar untuk menaikkan ke tahap selanjutnya," ucap dia.

Hingga saat ini, total sudah ada 16 saksi yang diperiksa oleh penyidik di Satreskrim Polres Ponorogo. Mereka adalah santri, pengasuh santri, dokter rumah sakit Yasyfin Darussalam Gontor, petugas pemulasaraan jenazah, dan ibu AM, yakni Soimah.

“Untuk saat ini total ada 16 saksi yang sudah diperiksa dan itu on progress. Jadi masih ada saksi yang nanti akan diperiksa,” tandasnya.

Baca Juga: Terkuak, Korban Penganiayaan Ponpes Gontor Lebih dari Satu Orang

Selain barang bukti seperti air mineral, minyak kayu putih, pemukul yang terbuat dari kayu, pihak kepolisian juga mengamankan rekaman CCTV yang terpasang di beberapa sudut pondok. Catur mengaku bahwa pihaknya belum menemukan hambatan berarti, selama menangani kasus tersebut.

Sebelumnya diketahui, korban AM meninggal pada tanggal 22 Agustus lalu. Jenazah sampai ke Palembang keesokan harinya.

Ibu korban yang bernama Soimah curiga anaknya meninggal tidak wajar, setelah tahu bahwa kain kafan anaknya terdapat banyak darah. Bahkan meski sudah diganti, darahnya pun masih terus mengalir.

Sang ibu mengutarakan permasalahan kematian anaknya ini ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pada 4 September lalu.Kemudian Hotman Paris mengunggah video laporan kasus tersebut di akun instagramnya. Setelah unggahan itu, baru permasalahan ini menjadi viral dan mendapatkan penanganan serius dari polisi. png

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU