SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan bahwa puncak resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Gelora Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) menjadi momentum penting bagi pengembangan perekonomian umat.
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Andi itu mengapresiasi Resepsi 1Abad NU karena telah mengakomodir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam kegiatan Bazar UMKM Nahdlatul Tujjar. Menurutnya, UMKM harus terus didorong agar ekonomi umat terangkat lantaran UMKM adalah usaha berbasis kerakyatan.
Baca Juga: Jadi Bagian Sejarah 1 Abad NU, Ali Affandi Teladani Lima Ajaran Kyai
"Resepsi Satu Abad NU telah membangkitkan ekonomi umat karena telah mengakomodir pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam kegiatan Bazar UMKM Nahdlatul Tujjar," kata Mas Andi di Surabaya, Rabu (8/2/2023),
Terlebih lagi, Andi menjelaskan, kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia, khususnya Jatim cukup besar, yakni berada di kisaran 58 persen. Angka tersebut menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki potensi yang kuat di bidang ekonomi. Kendati demikian, pelaku UMKM harus terus didorong agar ekonomi umat pada usaha berbasis kerakyatan terangkat.
"Harus terus didorong agar tercipta ekonomi umat yang kuat," ujarnya,
Baca Juga: Buka Resepsi Puncak 1 Abad NU, Jokowi: NU Beri Warna Luar Biasa untuk Indonesia
Selain itu, Andi juga berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo yang karena telah menjadi tuan rumah yang baik. Ia menilai, bagaimanapun juga, kegiatan puncak resepsi 1 Abad NU telah memberikan efek yang luar biasa kepada warga Sidoarjo, termasuk dari sisi ekonomi.
"Banyak hotel, rumah makan, warung, UMKM, bahkan pedagang kali lima yang akhirnya bisa mendapatkan keberkahan, mendapatkan rejeki dari kegiatan ini," tuturnya.
Selain dari segi ekonomi, kegiatan puncak resepsi 1 Abad NU, lanjut Andi, juga menekankan kembali nilai-nilai Islam dari para kiai yang ulama, seperti nilai tawassuth atau jalan tengah saat mengambil keputusan.
Baca Juga: Umat Islam Harus Melek Peradaban dan Keilmuan
Kemudian, i’tidal atau tegak lurus dalam kebenaran, tasamuh atau toleran dalam perbedaan, tawazun atau seimbang dalam menjalani kehidupan serta Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
"Semoga nilai-nilai tersebut dapat kita amalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara," pungkasnya. sb
Editor : Redaksi