Lagi, Neraca Perdagangan RI Surplus 33 Bulan Berturut-turut

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Feb 2023 14:57 WIB

Lagi, Neraca Perdagangan RI Surplus 33 Bulan Berturut-turut

i

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah. Foto: BPS.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD3,87 miliar (Rp 58,9 triliun) pada Januari 2023.

Deputi Bidang Statistik Produksi M. Habibullah mengatakan bahwa capaian surplus perdagangan RI tersebut sudah bertahan selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Baca Juga: BPS: Impor Beras RI per Januari – Februari 2024 Tercatat 880,82 Ribu Ton

"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Januari 2023 membukukan surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Habibullah dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Adapun surplus neraca perdagangan pada Januari 2023 disebabkan nilai ekspor yang lebih tinggi daripada nilai impor. Nilai ekspor Indonesia pada periode tersebut tercatat sebesar US$ 22,31 miliar sementara untuk nilai impor tercatat sebesar US$ 18,44 miliar.

Surplus sebesar USD3,87 miliar tersebut berasal dari sektor nonmigas USD5,29 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD1,42 miliar.

Penyumbang surplus yang berasal dari sektor nonmigas didorong oleh komoditas Bahan Bakar Mineral HS 27, lemak dan minyak hewan/nabati HS 15, serta besi dan baja HS 72. Sementara penyumbang utama defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Secara mitra dagang, tiga negara yang menyumbang surplus neraca perdagangan tersebut adalah Amerika Serikat (AS), Filipina dan India. Di sisi lain, posisi defisit dialami Indonesia terhadap Thailand, Australia dan Argentina.

AS menyumbang surplus sebesar 1.174,3 juta dolar AS pada komoditas mesin/perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan, lemak dan minyak hewan/nabati.

Filipina surplus sebesar USD909,2 juta terbesar dengan komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, besi dan baja. Sementara India, USD810,5 juta terbesar pada bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.

Baca Juga: BPS Catat Harga Emas dan Kontrak Rumah Picu Inflasi Komponen Inti Terbesar

Sebaliknya, tiga negara dengan neraca perdagangan defisit terdalam pada Januari 2023 yaitu, Thailand, Australia dan Argentina. Thailand defisit sebesar USD398,8 juta, defisit terdalam terjadi pada komoditas gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Australia defisit sebesar 353,1 juta dolar, defisit terdalam pada serealia, bahan bakar mineral, logam mulia, perhiasan dan permata. Sementara Argentina USD247,1 juta ampas dan sisa industri makanan, serealia, mentega, susu dan telur.

Surplus neraca perdagangan ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan surplus neraca dagang pada Januari 2022 yang sebesar US$ 0,93 miliar.

Ia menjelaskan, meskipun nilai ekspor Januari 2023 mencapai US$22,31 miliar, namun capaian itu turun 6,36 persen dibandingkan bulan Desember 2022 dan naik sebesar 16,37 persen dibanding Januari 2022. Secara rinci, ekspor migas tercatat naik 0,98 persen atau dari US$1,47 miliar menjadi US$1,49 miliar.

Baca Juga: Bukan hanya di Bali, BPS Catat Aceh Berpotensi Jadi Pilihan Wisata Favorit Wisman

Ekspor nonmigas Januari 2023 mencapai US$20,83 miliar, turun 6,84 persen dibanding Desember 2022, sementara itu naik 13,97 persen jika dibanding ekspor nonmigas Januari 2022.

Habibullah menyamppaikan, pada tinjuan khusus dalam rangka ASEAN Indonesia 2023, neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN memiliki total ekspor sebesar 3,93 miliar dolar AS dan impor 2,51 miliar dolar AS, maka pada Januari 2023 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 1,42 miliar dolar AS dengan negara-negara ASEAN. Sepanjang 2022, Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar 20,4 miliar dolar AS dengan ASEAN.

"Dalam lima tahun terakhir nilai surplus neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN terus meningkat dan meneguhkan peran ASEAN dalam perdagangan luar negeri Indonesia," ujarnya.

Surplus terbesar pada Januari 2023 berasal dari Filipina yakni sebesar 909,1 juta dolar AS, sementara untuk defisit terbesar dengan Thailand sebesar 398,8 juta dolar AS. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU