Islah Bahrawi Soroti Politisasi Agama dalam Terorisme

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 13 Apr 2023 12:14 WIB

Islah Bahrawi Soroti Politisasi Agama dalam Terorisme

i

Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme Ekstrimisme dan Terorisme Densus 88 Anti Teror RI, Islah Bahrawi. Foto: SP/Timotius Devan.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme Ekstrimisme dan Terorisme Dentasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror RI, Islah Bahrawi menyampaikan beberapa poin mengenai gerakan-gerakan radikal di Jawa Timur, di antaranya dia mengatakan bahwa saat ini hampir seluruh kabupaten di Jatim memiliki DPO yang berasal dari berbagai gerakan radikalisme.

Dalam sambutan acara forum silarutahmi dan perkuatan komitmen menjaga Jatim yang digelar oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya itu, Islah Bahrawi dengan tegas mengingatkan seluruh jajaran pemerintahan di Jatim agar tidak pernah menganggap enteng gerakan-gerakan radikal yang ada di setiap daerah. Pasalnya, Islah menyebut bahwa gerakan-gerakan radikal tersebut bersifat masif, terstruktur dan sistemik.

Baca Juga: Densus 88 Amankan Kelompok Terduga Teroris di Lampung, 2 Orang Tewas Baku Tembak

“Mereka ini berdiri dengan berbagai gerakan tersembunyi yang berusaha masuk dan menyusup ke berbagai lembaga-lembaga normatif, di tengah-tengah kita bisa saja ada salah satu dari mereka, kita tidak akan tahu.” sebut pria yang akrab disapa Cak Islah itu, Rabu (11/4).

Cak Islah menerangkan, segala sumber radikalisme hingga terorisme yang ada, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia bersumber dari politisasi agama. Tujuannya adalah kekuasaan dalam Negara tersebut, karena dengan itu mereka bisa meng-hegemoni dan meng-homogenisasi semua orang agar sama seperti mereka.

“Semua bersumber dari politik, mereka semua memiliki kepentingannya masing-masing, yaitu kekuasaan. Akibatnya, masyarakat di bawah yang terpecah belah. Bukan hanya kelompok, di tahun 2018-2019 angka perceraian meningkat dengan alasan perbedaan pilihan capres/parpol.” sebut Cak Islah.

Baca Juga: PA GMNI Jatim dan AMSI Jatim Kolaborasi Perbanyak Tanduran Kebangsaan

Oleh karena itu, Cak Islah menegaskan, jika ingin melawan radikalisme dari politisasi agama ini, masyarakat kaum muslim harus mau berpolitik tanpa menjadikan agama sebagai kendaraan politik. Sedangkan jika agama dijadikan sebagai alat untuk memperlancar kekuasaan, maka ia mengatakan, akan ada brutalitas atas nama agama yang berpotensi muncul.

“Bahkan yang agamanya sama pun bisa saling mengkhafirkan, hanya karena perbedaan politik.” ujarnya.

Baca Juga: Warung NKRI Surabaya Cegah Radikalisme dengan Dialog

Islah Bahrawi sendiri dikenal sebagai seseorang yang berani bersuara untuk mengingatkan masyarakat, betapa berbahayanya paham-paham radikalisme melalui media sosial. Ia menyebut bahwa ini merupakan salah satu langkah untuk melawan politisasi agama yang terjadi di Indonesia.

“Saya termasuk yang paling kencang menyuarakan ini di media sosial, silahkan pilih wakil kalian, silahkan pilih capres kalian, tapi jangan memilih dengan mengkhafirkan orang yang tidak sama pilihannya, penyadaran seperti itu yang kita bangun di seluruh masyarakat kita.” tutupnya. dev

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU