Home / Peristiwa : Strategi Panglima TNI Hadapi KKB

Rotasi Pasukan Lama, Ganti Pasukan Siaga Tempur Darat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Apr 2023 19:56 WIB

Rotasi Pasukan Lama, Ganti Pasukan Siaga Tempur Darat

Pasukan yang Terlibat Operasi Pencarian Pilot Susi Air, Kini Ditarik Setelah Diserang KKB. Serangan tersebut Akibatkan 4 Prajurit Terluka, 4 Prajurit Dilaporkan Hilang, 1 Gugur dan 27 Lainnya Selamat 

 

Baca Juga: Gudang Peluru Kadaluarsa Milik Kodam Terbakar, Tanpa Korban

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, tampaknya prihatin dengan pasukan yang selama ini terlibat dalam operasi pencarian pilot Susi Air. Pasukan ini diserang gerombolan KST (kelompok separatis teroris) bersenjata. Akibatnya, 4 prajurit terluka, 4 lainnya dilaporkan hilang, 1 gugur dan 27 lainnya selamat.

Total pasukan ada 36 prajurit yang diserang KKB. Mereka kini ditarik diganti pasukan suaga tempur darat.

"Tidak ada penambahan pasukan. Saya sampaikan pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi," ujar Yudo Margono saat jumpa pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).

Laksamana Yudo Margono menegaskan tidak ada penambahan pasukan operasi pencarian pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens di Nduga, Papua Pegunungan.

Kini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meningkatkan operasi di Papua menjadi operasi siaga tempur darat untuk melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Tentunya dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu kita ubah jadi operasi siaga tempur. Di TNI, di Natuna sana ada operasi siaga tempur laut, nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat, artinya ditingkatkan," kata Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, dalam rekaman suara yang diterima, Selasa (18/4).

 

Kerahkan Pasukan Organik

Saat ini TNI mengerahkan pasukan organik dalam operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang saat ini masih dibawa kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan, pengerahan prajurit organik dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah dan kondisi geografis.

“Semua ini dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah, kondisi geografis, dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan lainnya, terlebih gerombolan KST (kelompok separatis teroris) bersenjata,” kata Herman dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih.

 

Membangun Naluri Tempur Prajurit

Yudo mengatakan operasi ditingkatkan usai KKB melakukan penyerangan terhadap personel TNI pada 15 April. Ia menuturkan peningkatan status operasi ini bertujuan agar naluri tempur prajurit TNI terbangun.

Baca Juga: Pasar Murah di Kodim Ponorogo Diserbu Warga

"Tadinya soft approach, dengan hadapi serangan yang seperti ini pada 15 April lalu kita tingkatkan siaga tempur pasukan kita, sehingga naluri tempur terbangun," kata dia.

Meski demikian, Panglima TNI memastikan operasi teritorial dan penegakan hukum juga tetap dilakukan TNI-Polri. Ia mengatakan operasi teritorial kerap dilakukan personel TNI-Polri dalam menjaga keamanan di Papua selama ini.

"Selama ini kita masih teritorial, komunikasi sosial tetap kita lakukan, tapi ketika hadapi seperti ini lakukan siaga tempur," ucap dia.

 

Klaim Pemberontak Separatis

Pemberontak separatis di wilayah Papua Indonesia (KKB) mengklaim telah membunuh sembilan personel TNI.

Melansir Reuters, Senin (17/4/2023), pihak KKB menyatakan, bahwa mereka telah membunuh 9 personel TNI sehari sebelumnya, Sabtu (15/4/2023), setelah pihak Jakarta tidak menanggapi permintaan negosiasi.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menculik pilot asal Selandia Baru pada Februari lalu. Kelompok itu awalnya menuntut Jakarta mengakui kemerdekaan daerah itu, tetapi mengatakan kepada Reuters bulan ini bahwa mereka siap untuk membatalkan permintaan itu dan mencari dialog.

Baca Juga: Pemberian Pangkat Jenderal TNI (HOR) ke Prabowo, Usulannya Panglima TNI

"Kami meminta pemerintah Indonesia dan Selandia Baru untuk membebaskan para sandera melalui negosiasi damai," kata Juru Bicara pemberontak Sebby Sambom dalam pesan yang direkam pada Minggu (16/4/2023).

"Tapi TNI dan Polri menyerang warga sipil pada 23 Maret. Karena itu pasukan TPNPB menyatakan akan membalas dendam dan itu sudah dimulai," kata Sambom seraya menambahkan bahwa pertempuran masih berlanjut pada Minggu (16/4/2023).

Juru bicara militer di Papua, Herman Taryaman, membantah tuduhan serangan pada Maret terhadap warga sipil, dan mengatakan pasukan keamanan melindungi warga sipil yang diusir oleh pemberontak.

 

Kesulitan Komunikasi Cuaca Buruk

Sementara, TNI pada Minggu (16/4/2023), dalam keterangan resminya mengatakan hanya satu tentara tewas dalam serangan pada Sabtu (15/4/2023).

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, bahwa tentara lain dibubarkan ke beberapa lokasi dalam pencarian pilot Susi Air yang ditangkap KKB Papua, Phillip Mehrtens, dan mereka mengalami kesulitan komunikasi karena cuaca buruk.

Julius Widjojono menambahkan militer akan mengintensifkan operasi untuk menyelamatkan Mehrtens karena mereka telah mengidentifikasi lokasi pilot. n ant/pu/erc/rtr/cr9/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU