Kenaikan Harga Rokok Kretek Filter Picu Inflasi Kota Madiun 0,22 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 03 Mei 2023 09:20 WIB

Kenaikan Harga Rokok Kretek Filter Picu Inflasi Kota Madiun 0,22 Persen

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Madiun - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mengungkapkan bahwa Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,22 persen pada bulan April 2023.

Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny mengatakan bahwa inflasi tersebut dipicu oleh adanya kenaikan harga rokok kretek filter.

Baca Juga: Kenaikan HET Beras Berpotensi Menaikkan Laju Inflasi

"Rokok kretek filter ini mengalami inflasi 2,63 persen dan memberikan andil yang cukup tinggi, yakni 0,05 persen," kata Dwi saat menggelar berita resmi statistic di Madiun, Selasa (2/5/2023).

Selain itu, lanjut Dwi, inflasi juga disebabkan oleh kenaikan harga komoditas seperti beras, daging ayam ras, angkutan antar-kota, naiknya tarif kereta api, kendaraan rental, serta harga daging sapi.

“Meskipun pada bulan Maret-April terdapat panen raya, namun beras masih menjadi komoditas yang memicu inflasi, tidak hanya di Jatim tetapi juga secara nasional,” ujarnya.

Sementara beberapa komoditas yang menekan inflasi antara lain harga cabai rawit, telur ayam ras, tarif kendaraan roda dua daring, telepon seluler, bawang merah, bawang putih, serta turunnya harga minyak goreng.

Baca Juga: Dipicu Harga Beras, BPS: Tren Inflasi Kota Madiun Alami Penurunan

Cabai rawit kemarin menjadi komoditas yang perlu diwaspadai saat lebaran akan naik, tapi ternyata dari Maret ke April ada penurunan," katanya.

Kendati terjadi inflasi, Ia tetap mengapresiasi kinerja tim pengendali inflasi daerah (TPID) setempat, sehingga laju inflasi di Kota Madiun dapat terkendali.

Hal tersebut dibuktikan dengan menurunnya angka inflasi Kota Madiun di bulan April yang tercatat sebesar 0,22 persen. Sedangkan inflasi Kota Madiun pada Maret 2023 tercatat sebesar 0,25 persen.

Baca Juga: Bulan April 2024, Inflasi Kota Kediri Terendah di Jatim

Di samping itu, inflasi Kota Madiun sebesar 0,22 persen itu lebih rendah jika dibandingkan inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,30 persen dan nasional 0,33 persen.

Untuk diketahui, seluruh kota penghitung inflasi nasional di Jatim mengalami inflasi. Secara rinci, inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo dan Sumenep masing-masing sebesar 0,45 persen, kemudian Surabaya 0,34 persen, Malang 0,24 persen, Madiun 0,22 persen, Jember 0,21 persen, Banyuwangi 0,18 persen, dan Kediri 0,13 persen. mdn

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU