Semua Jamaah Lansia, oleh Menag Diprioritaskan Pulang Duluan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 07 Jul 2023 20:44 WIB

Semua Jamaah Lansia, oleh Menag Diprioritaskan Pulang Duluan

i

Mbah Harun, jamaah haji tertua Indonesia, yang berusia 119 Tahun asal Pamekasan, telah tiba di Tanah Air, Kamis (6/7/2023) malam.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sebanyak 676 orang jemaah haji lansia dan pasien risti (risiko tinggi) mendapatkan prioritas tanazul atau dipulangkan lebih awal. Ini keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Tanazul adalah mutasi atau perpindahan satu kelompok terbang (kloter) ke kloter lain baik kloter awal atau kloter akhir.

Baca Juga: Awal Puasa Ramadhan 2024 Pemerintah, Muhammadiyah dan NU

Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/ 2023 M ini ada 676 jemaah haji yang mendapatkan persetujuan untuk menjalani tanazul.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama per 23 Maret 2023, ada 66.943 jemaah haji lansia yang diberangkatkan tahun ini. Jumlah ini mencapai sekitar 30% dari total jemaah haji Indonesia pada 2023 yang sebanyak 221.000 orang.

Jumlah jamaah dengan risiko tinggi kesehatan (risti) sebanyak 75,37 persen. Pasien risti adalah jemaah yang berusia 60 tahun ke atas, baik itu yang punya komorbid maupun tidak, dan jemaah di bawah 60 tahun dengan komorbid.

 

Mayoritas Meninggal Lansia

Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi terus bertambah tahun ini.

Jemaah yang meninggal mayoritas lansia.

Berdasarkan data Siskohat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (DJPHU) Kementerian Agama, Rabu (5/67/2023) pukul 10.40 WIB, terdapat 373 orang jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci.

Data tersebut merupakan jumlah kumulatif kematian jemaah haji hingga hari ke-43 sejak mereka tiba di Tanah Suci.

Dari jumlah tersebut, 253 orang jemaah haji di antaranya meninggal di Makkah. Jumlahnya setara 67,82% dari total jemaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci.

Selanjutnya, ada sebanyak 64 orang jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di Mina, diikuti 37 orang meninggal di Madinah, dan 15 orang meninggal di Arafah. Sementara, jumlah jemaah haji Tanah Air yang meninggal di Jeddah jumlahnya paling sedikit yaitu hanya 4 orang.

 

Peringkat ke Empat

Baca Juga: Syiar Budaya Islam: Inovasi Digital Kementerian Agama RI dalam Menyiarkan dan Melestarikan Budaya Islam

Praktis dalam tujuh tahun terakhir, jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal tahun ini menempati peringkat keempat tertinggi sejak 2015. Tercatat, jemaah yang meninggal terbanyak yaitu pada 2017 sebanyak 658 orang, lalu diikuti pada 2015 sebanyak 627 orang, dan pada 2019 sebanyak 473 orang.

Sementara, jumlah jemaah haji Indonesia paling sedikit yang meninggal dalam tujuh tahun terakhir yaitu pada 2022 sebanyak 89 orang. Rendahnya jumlah jemaah haji yang meninggal pada periode tersebut dikarenakan kuota jemaah haji Tanah Air belum kembali normal pasca pandemi Covid-19 yaitu hanya 100.051 jemaah pada tahun lalu.

Dikutip dari katadata, mayoritas jemaah haji Indonesia tahun ini berusia lanjut usia (lansia) atau 65 tahun ke atas. Banyaknya jemaah dengan usia non-produktif serta kondisi suhu yang ekstrem di Arab Saudi, menjadi faktor pendorong tingginya jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci.

 

Ada yang dari Surabaya

Jemaah haji tanazul ini berasal dari berbagai embarkasi mulai dari Banda Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Palembang (PLM), Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Solo (SOC), Kertajati (KJT), Lombok (LOP), Surabaya (SUB), Makassar (UPG) sampai Balikpapan (BPN).

"Kita perintahkan kepada seluruh staf untuk memprioritaskan jemaah yang risti lansia bisa dipulangkan lebih dulu atau tanazul karena saya kira ini juga baik untuk kesehatan jemaah haji lansia dan risti ini agar bisa kembali ke Tanah Air dan tidak perlu menunggu lebih lama di sini karena kita tahu cuacanya sangat ekstrem dan berbeda dengan situasi di Indonesia," ujar Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Jeddah, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: "Mau Tukar Pasangan juga Boleh….."

 

Isi Kursi Kosong

Menurut Menag Yaqut, jemaah haji tanazul akan mengisi kursi-kursi penerbangan yang kosong.

"Begini kepulangan kan pasti ada yang kosong. Kursi-kursi kosong itu yang nanti akan kita isi dengan jemaah lansia dan risti sesuai dengan embarkasinya masing-masing," jelas pria yang akrab disapa Gus Men ini.

Walaupun pulang dengan kloter yang berbeda dengan keberangkatan, jemaah haji tanazul akan mendapatkan pendampingan dari petugas, sehingga keluarga di Tanah Air tidak perlu khawatir.

"Di pesawat 'kan ada pendampingnya petugas, tetap di pesawat ada petugasnya kesehatan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) juga PHD (Petugas Haji Daerah) juga ada. Jadi saya kira tak perlu dikhawatirkan, keluarga di rumah tak perlu khawatir," tukas Gus Men.

Sampai dengan tanggal 7 Juli 2023 menurut data Siskohat Kemenag ada 46 kloter yang sudah pulang ke tanah air membawa 17.714 jemaah haji. Kepulangan menggunakan dua maskapai dengan tujuan berbagai embarkasi di seluruh Indonesia. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU