Menkop UKM Dorong Pedagang Pasar Tradisional Berjualan Online

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 10 Jul 2023 11:22 WIB

Menkop UKM Dorong Pedagang Pasar Tradisional Berjualan Online

i

Menkop UKM, Teten Masduki (tengah depan) berfoto bersama pedagang di Pasar Sememi, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (9/7/2023). Foto: Kemenkop UKM.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengupayakan revitalisasi pasar rakyat atau tradisional yang terhubung dengan digitalisasi. Hal tersebut sebagai upaya mencapai target 30 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) onboarding secara digital.

"Kami menargetkan transformasi digital sebanyak 30 juta pelaku UMKM hingga tahun 2024," kata Teten saat berdialog dengan puluhan pedagang pasar tradisional sekaligus acara Kopi Darat Raodshow Klinik UMKM di Pasar Sememi, Surabaya, Minggu (9/7/2023).

Baca Juga: Gedung Bekas Apotek Disulap Jadi Toko Pusat Oleh-oleh Khas Jombang

Teten mengungkapkan bahwa hingga Maret 2023, UMKM onboarding digital baru mencapai 22 juta. Maka dari itu, KemenKopUKM aktif mendorong pedagang pasar tradisional untuk berjualan secara online.

”Pemerintah ingin pasar tradisional tak hanya bertahan di era teknologi, tetapi juga melakukan transformasi. Bagaimana solusinya agar digitalisasi diadaptasi pedagang untuk bisa berjualan online,” ujarnya.

Sebagai pilot project (proyek percobaan), lanjutnya, pihaknya meminta Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur membenahi sistem agar ke depan para pedagang pasar tradisional di wilayah tersebut seluruhnya mampu berjualan secara daring.

Menurutnya, berjualan secara online adalah salah satu solusi agar UMKM bertahan di tengah gempuran pasar modern yang menyediakan tempat belanja lebih nyaman dan bersih.

"Karena kita tahu, pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern. Baik itu pasar yang besar maupun retail yang masuk ke kampung dan perumahan," ungkapnya.

Ia menyebut bahwa pemerintah, tak ingin pasar tradisional dan warung tradisional bertahan saja di tengah pasar ritel modern yang identik dengan pasar yang bersih dan nyaman serta terus bermunculan, tetapi juga mampu bersaing sekaligus bertransformasi dari stigma pasar tradisional yang kumuh dan becek menjadi lebih modern dan profesional.

Teten mengungkapkan, hingga Minggu (9/7/2023) baru mencapai 21 juta pelaku UMKM yang terhubung digitalisasi, 18 ribu di antaranya adalah pedagang pasar tradisional.

Menurutnya, jika revitalisasi pasar tradisional ditata mulai sekarang, maka target transformasi digital sebanyak 30 juta pelaku UMKM di tahun 2024 optimistis akan tercapai.

"Saya lihat ini ada 18 ribu pasar tradisional, kita punya target 30 juta UMKM Go-Online. Hari ini baru 21 juta sehingga kalau kita sekarang menggarap pedagang di pasar Go-Online optimis target 30 juta tercapai," terangnya.

Oleh sebab itu, ia pun mendorong adanya revitalisasi pasar tradisional. Revitalisasi tersebut meliputi penataan agar pemasok seperti petani buah, sayur mayur, maupun peternak dan lain sebagainya lebih mudah menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok atau sembako di pasar tradisional.

Baca Juga: Pemkab Bangkalan Kurasi Promosi Dagang 20 UMKM

Selain itu, juga dengan mengajak pedagang pasar tradional memanfaatkan marketplace atau pasar online sehingga aktivitas jual beli dapat dilayani secara daring.

Ia juga menilai, pandemi COVID-19 membuat perilaku konsumen juga berubah. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi para pedagang pasar untuk berjualan secara online. 

"Para pedagang pasar disiapkan untuk bagaimana berjualan secara online. Kita punya inspirasi dari pengalaman pedagang jualan di online. Ini bisa dibuat model penguatan pasar tradisional, pasar rakyat ini supaya mereka bisa kompetitif dengan pasar retail modern," tuturnya.

Teten berharap (Pemprov) dan Pemerintah Kota/Kabupaten (Pemkot) ikut ambil bagian membantu pedagang tradisional. Jika program ini terlaksana, sambungnya, maka akan menciptakan kekuatan ekonomi yang besar.

Di samping itu juga menghidupkan pemasok barang kebutuhan pasar. Bukan hanya industri, namun juga barang dari petani, peternak dan nelayan secara langsung.

"Sepertinya gak sulit kita benahi, saya ajak pemkot dan pemprov bikin piloting di Surabaya. Mereka (pedagang) hanya perlu edukasi bagaimana jual online dan offline. Harus diedukasi antara dipajang di foto harus sama dengan yang dikirim. Pedagang perlu tahu cara packing. Keunggulannya, mereka bisa jual dua sekaligus, bisa jual di pasar dan online," paparnya.

Baca Juga: Banyuwangi Jadi Pilot Project Pengembangan UMKM Secara Nasional

"Ini kan perlu diedukasi bagaimana pedagang di pasar melakukan perdagangan, wrapping lalu buat harga. Menurut saya, dibandingkan pasar modern, ini jauh lebih kompetitif. Para pedagang di pasar tradisional tidak perlu menyewa tempat untuk berjualan yang mahal. Jualan tetap di pasar tapi juga melayani daring. Tinggal dirapikan sistemnya," imbuhnya.

Tak hanya aktif mendorong pedagang pasar untuk go online, Teten juga mengajak Pemerintah Daerah untuk mendukung revitalisasi pasar termasuk soal kemudahan pembiayaan, guna menambah permodalan dalam mengembangkan usaha pedagang pasar.

"Kami akan bahas bersama stakeholder terkait tentang dua skema pembiayaan, ada perbankan, koperasi dan Pemda. Kami berharap, model seperti ini yang akan dipiloting agar kendala pembiayaan bisa teratasi," jelasnya.

Selanjutnya, KemenKopUKM juga akan membantu membenahi manajemen koperasi pasar, supaya pedagang mendapat suplai yang baik dari koperasi seperti yang telah dilakukan di toko ritel modern. 

Melalui koperasi pasar, pedagang pasar bisa membeli stok kebutuhan dagang dengan belanja secara kolektif ke koperasi, sehingga bisa mendapat harga barang yang lebih kompetitif. Dalam hal ini koperasi pasar hadir sebagai semacam distribution center.

"Koperasi ada untuk memperbaiki supply chain kebutuhan para pedagang. Sementara promosi dan jasa kirimnya bisa dilakukan melalui aplikasi online. Sehingga tercipta satu ekosistem yang baik dalam arus ekonomi di pasar. Ini yang kami terus upayakan," pungkasnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU