Dinas TPHP Jember Sebut Banjir Rusak 2.098 Hektar Lahan Tembakau

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 24 Jul 2023 14:13 WIB

Dinas TPHP Jember Sebut Banjir Rusak 2.098 Hektar Lahan Tembakau

i

Kantor Dinas TPHP Kabupaten Jember.

SURABAYAPAGI.COM, Jember - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Jember mengungkapkan bahwa tanaman tembakau seluas 2.098 hektare di Kecamatan Tempurejo, Ambulu, dan Wuluhan rusak akibat banjir dua pekan lalu.

Kepala Dinas TPHP Kabupaten Jember Imam Sudarmadji mengatakan, sebenarnya BMKG telah  mengingatkan bahwa cuaca ekstrem terjadi pada 7 – 13 Juli 2023.

Baca Juga: Padamkan Api, Lansia di Jember Tewas

“Ternyata betul, pada 7, 8, 9 Juli. hujan di Jember, khususnya daerah selatan, tidak berhenti dengan volume cukup tinggi,” kata Imam di Kabupaten Jember, Senin (24/7/2023).

Imam menyampaikan bahwa Dinas TPHP telah menginventarisasi kerusakan tembakau dan komoditas pertanian lainnya.

“Saya bersama petani turun langsung ke lapangan. Memang hujan yang cukup deras mengakibatkan saluran drainase tak bisa membuang airnya,” ujarnya.

Kendati sempat rugi karena tanaman rusak, lanjut Imam, rupanya petani tidak kapok.

“Ini karena tembakau memang menjanjikan. Jadi kalau kemarin terendam dan dipanen padaa usia 20-50 hari, yang sudah berusia 50 hari dipetik di awal untuk meminimalisasi kerugian,” ujarnya.

Selain itu, Dinas TPHP juga berupaya agar perbankan bisa memberikan kelonggaran pembayaran utang petani sebab termasuk force majeur.

“Jadi kami harapkan pembayaran bisa ditunda. Kami tidak tinggal diam. Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,” tegasnya.

Di samping itu, Imam juga sudah berkomunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember untuk memastikan kejadian tersebut masuk dalam kategori bencana.

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan ke Jember Naik Selama Libur Lebaran 2024

“Karena kalau bencana berdampak pada manusia, (pemberian bantuan) bisa cepat. Tapi ini di bidang pertanian. Ini yang masih kami diskusikan apakah masuk dalam darurat bencana atau tidak,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, kejadian di tiga kecamatan tersebut bisa dimasukkan dalam kategori darurat bencana. Sehingga ada langkah cepat yang bisa diambil.

“Mungkin kita bisa menggunakan dana tak terduga atau yang lain. Kami sudah sampaikan langkah-langkah kami ke Pemprov Jatim. Harapannya ada yang bisa diberikan oleh pemerintah pusat dan pemprov ke petani,” terangnya.

Ia menuturkan bahwa pihaknya bisa memahami kegelisahan petani. Dimana dua tahun ini harga tembakau sangat bagus dan menjanjikan. Harga kisaran bawah bisa mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Oleh sebab itu, petani berlomba-lomba menanam tembakau.

Berdasarkan data, luasan lahan tembakau pada tahun 2021tercatat sekitar 3.400 hektare, dan kemudian pada 2022 naik menjadi 4 ribu hektare.

Baca Juga: Pemkab Jember Gelar Apel Siaga Gerakan Pangan Murah

“Tahun 2023 ini bisa naik menjadi 6 – 8 ribu hektare untuk jenis tembakau voor oogst kasturi dan rajang, serta na-oogst,” tuturnya.

Sebelum ada bencana banjir ini, Imam mengaku khawatir terjadi produksi tembakau yang berlebihan lantaran banyaknya petani yang menanam.

“Kami untuk meningkatkan kualitas, sudah mengadakan sekolah lapang tembakau bekerja sama dengan mitra,” ucapnya.

Kegiatan tersebut sudah berjalan setiap tahun. Mulai dari pembibitan, pengolahan. sampai pasca panen. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki kualitas tembakau. Ia punberharap petani mau mengadopsi teknologi.

“Jangan sampai tembakau, khususnya tembakau cerutu, banyak memiliki kadar unsur kimia. Petani yang bermitra (dengan perusahaan) bisa kami jaga. Tapi petani yang tidak bermitra semakin banyak, karena selama tiga tahun ini tanaman tembakau menjanjikan,” pungkasnya. jbr

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU