Kasus Perundungan Siswa SD, Pihak Keluarga Korban Kecewa Pihak Sekolah Lepas Tangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 06 Okt 2023 10:31 WIB

Kasus Perundungan Siswa SD, Pihak Keluarga Korban Kecewa Pihak Sekolah Lepas Tangan

i

SDN 05 Pagi Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pihak keluarga korban perundungan siswa SD yang berinisial RPR (8), kecewa pihak sekolah tidak memberikan perhatian lebih kepada kasus yang dialami salah satu siswanya.

Adapun kekecewaan ini disampaikan oleh paman korban Ari Wibowo (40). 

Baca Juga: Bukan di DO, Binus School Serpong Minta Anak Vincent Rompies Mengundurkan Diri Jelang Ujian

"Yang kami sayangkan adalah kejadian seperti itu (bullying) terjadi di lingkungan sekolah, tapi pihak sekolah enggak mengetahui, cenderung iya (lepas tangan) 'itu kan belum jam masuk sekolah' harusnya tidak seperti itu kalau sudah di dalam lingkungan sekolah itu sudah menjadi tanggung jawab mereka," kata Ari, Jumat (6/10/2023).

Adapun berdasarkan keterangan Ari, ia menyayangkan pihak sekolah justru mempermasalahkan orang tua korban yang memasuki lingkungan sekolah tanpa izin.

Ari juga mengatakan bahwa dirinya merasa pihak sekolah kurang perhatian terhadap korban keponakannya.

"Sekarang kita bayangkan kalau kebetulan pihak orangtua tak datang dan naik ke lantai 2 sementara anaknya dalam kondisi dipukuli seperti itu enggak ada orang tua maupun guru yang misahin di situ mau seperti apa? Itu di lantai 2 loh kemungkinan kalau mereka kesal dan mendorong dari lantai 2 bisa jadi jatuh misalnya seperti itu," ujarnya.

"Di situlah kami menyayangkan kami melihat ada kurang perhatian dari pihak sekolah terhadap si korban," imbuhnya.

Dirinya juga menyoroti pihak sekolah justru berat sebelah dan mengangkat masalah dari pihak terduga pelaku yang sempat dimarahi dan 'ditoyor' langsung oleh orangtua korban. Menurutnya pihak sekolah bukan membela korban bullying malah seperti membela terduga pelaku yang diduga anak anggota kepolisian.

Baca Juga: Satu Senior Dijadikan Tersangka

"Padahal itu tak akan terjadi seandainya tak terjadi pembullyan di sekolah itu. Jadi ini yang kita sayangkan pihak sekolah terkesan malah bukan membela korban malah seperti membela terduga pelaku. Memang kebetulan terduga pelaku ini adalah anak aparat atau anggota mungkin itu yang menjadi terkesan seperti berat sebelah mereka melihat keponakan kami orang yang tak punya power seolah-olah disalahkan itu yang kami tidak terima," tuturnya.

Adapun kronologi dari pembullyan siswa kelas 2 SD ini berdasarkan keterangan orang tua korban Andi Reza Saputra (32), berawal hendak mengantar sang anak ke sekolah, namun sesampainya di sekolah korban mengatakan bahwa buku gambarnya tertinggal di kediamannya.

Ia pun sebagai orangtua berinisiatif mengambil buku yang tertinggal dan kembali lagi ke sekolah anaknya.

"Ketika saya kembali lagi bawa buku gambar, karena awalnya mau nitip buku gambar ke pihak atau petugas sekolah kan belum ada. Akhirnya saya berinisiatif ke kelas anak saya tempat belajar," kata Andi, Kamis (5/10/2023).

Baca Juga: Bullying di Sekolah, Apa yang Kau Cari, Kawan?

"Saya naik ke lantai 2 sesampainya di tangga dari kejauhan saya memandang itu anak saya sedang dibully. Sedang diintimidasi sama kakak kelasnya di situ salah satu teman anak saya teriak 'itu papanya R datang' setelah temannya mengucap begitu tidak lama pada bubar terduga pelaku yang memukuli anak saya itu pada masuk ke kelas masing-masing," tambahnya.

Menanggapi kasus ini, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Jakarta Selatan Wilayah 1, Sonny Juhersoni akan melakukan pengecekan kebenaran dugaan aksi bullying atau perundungan yang dialami seorang bocah kelas 2 berinisial RPR (8) di SDN 05 Pagi Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. ac

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU