Dua Pantai di Gunungkidul Tercemar Limbah Solar, Banyak Biota Laut yang Mati

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 09 Okt 2023 13:05 WIB

Dua Pantai di Gunungkidul Tercemar Limbah Solar, Banyak Biota Laut yang Mati

i

Penemuan limbah cair di Pantai Gunungkidul, Senin (09/10/2023). SP/ YGY

SURABAYAPAGI.com, Yogyakarta - Sebanyak dua pantai di Gunungkidul yaitu Pantai Slili dan Pantai Krakal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga tercemar limbah seperti aspal, berwarna hitam pekat, munculnya di pasir pantai. Akibatnya ditemukan biota laut yang mati.

"Baunya seperti solar," kata Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, soal limbah tersebut.

Baca Juga: Kelahiran Ferrari 12Cilindri, Bermesin V12 Buas di Era Elektrifikasi

Atas peristiwa tersebut warga sekitar yang mengetahui ada limbah tersebut langsung melapor ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul.

Limbah cair itu disebut tidak berdampak fatal terhadap biota laut. Petugas di lapangan, kata dia, menduga cairan itu adalah solar. Rumput laut yang semula berwarna hijau berubah warna menjadi hitam. Di lokasi yang terkontaminasi cairan juga muncul sumber bau bahan bakar.

"Di lapangan (pasir pantai) ditemukan kepiting kecil, binatang laut, sama bulu babi mati di Pantai Slili dan Krakal," katanya.

 

Baca Juga: Tren Yamaha Mio Naik Daun, Banyak Dicari untuk Kebutuhan Restorasi

Untuk sumber dugaan limbah berasal dari mana, Marjono mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan. Namun, dirinya menduga benda asing itu berasal dari tengah laut kemudian menepi ke tepian pantai.

"Itu kayaknya dari tengah laut yang kemudian menepi ke sini. Kalau dari darat tidak mungkin,"tuturnya.

Dugaan pencemaran limbah di laut tersebut semakin kuat karena cukup banyak biota yang mati. ikan kecil-kecil ataupun juga kepiting laut yang ukurannya kecil ternyata mati diduga keracunan limbah minyak tersebut.

Baca Juga: Jalani Upacara ‘Mepamit’ di Bali, Mahalini Diduga Login ke Agama Rizky Febian

Sementara itu, sebagai upaya yang dilakukan adalah dengan mengubur di pasir supaya tidak mengganggu pengunjung. "Sementara masih aman. Limbah ada di pinggir, sehingga tidak mengganggu wisatawan," katanya.

Pihaknya juga telah menghimbau kepada wisatawan untuk berhati-hati karena ketika menempel di pakaian ataupun kulit bakal lengket dan sudah dihilangkan. ygy-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU