Harga Telur Ayam Melonjak Rp 29 Ribu per Kg, Konsumsi Masyarakat Ikut Menurun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 17 Nov 2023 11:44 WIB

Harga Telur Ayam Melonjak Rp 29 Ribu per Kg, Konsumsi Masyarakat Ikut Menurun

i

Para peternak sedang memanen telur ayam. SP/ PRW

SURABAYAPAGI.com, Purwakarta - Beberapa hari ini, harga telur ayam mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp 29 ribu per kilogram (kg). Akibat mahalnya harga telur ayam, membuat masyarakat mengurangi konsumsi komoditas pangan tersebut.

Dadang yang merupakan pedagang telur di Pasar Rebo, Purwakarta, Jawa Barat, menyampaikan, kenaikan harga telur ayam dalam beberapa hari ke belakang mengalami lonjakan dan mengaku tidak tahu penyebab harga telur ayam terus mengalami kenaikan, tetapi harga dari distributor sudah naik.

Baca Juga: Harga Telur Ayam di Situbondo Naik

Dadang memperkirakan harga telur ayam masih akan terus naik menjelang Natal dan akhir tahun, namun diharapkan tidak mencapai di atas Rp30 ribu per kg.

"Jelang tahun baru mah kalo turun enggak, tapi naik iya, ya mudah-mudahan tidak terlalu tinggi, bisa di atas 30 ribu satu kilonya," ucapnya, Jumat (17/11/2023).

Sama hal nya dengan Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso yang mengatakan kenaikan harga telur disebabkan harga bahan pakan yang juga terus meningkat.

“Kenaikkan harga telur tidak akan terjadi secara mendadak dan tanpa sebab, tetapi sangat kuat ditentukan oleh kondisi supply-demand dan kondisi industri di bagian hulunya. Seperti berapa jumlah impor indukannya, berapa harga DOC FS nya, berapa harga pakan ayam termasuk harga jagung, bekatul, serta berapa harga obat-obatan dan vaksin. Semuanya itu menjadi penentu batas bawah harga telur yang harus diperjuangkan bersama dan sangat dilindungi oleh pemerintah,” katanya.

Menurutnya, naiknya harga telur ayam saat ini meresahkan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat bisa memahami dan mencermati mekanisme peternakan ayam terutama petelur.

Baca Juga: Harga Telur di Lamongan Tembus Rp 31 Ribu Perkilo

“Kenaikkan harga telur sering menimbulkan persoalan tersendiri, seolah ketakutan menjadi beban masyarakat yang dikaitkan terus dengan masalah inflasi, tetapi membiarkan atau kurang mencermati kondisi dihulunya yang sering terjadi over supply DOC dan kenaikkan harga-harga tidak wajar. Ini merugikan peternak, bahkan terkesan pemerintah kurang memberi mendukung pada perkembangan industri peternakan rakyat,” katanya

Oleh sebab itu, Ia meminta pemerintah bisa memberikan bantuan untuk menstabilkan harga jagung sebagai bahan baku utama makanan ayam. Langkah ini jauh lebih efektif daripada mengapkir ayam tua untuk mengurangi beban pakan ternak.

“Jika mengingat keprihatinan utama peternak layer saat ini, masih sulit dan masih tingginya harga jagung sebagai bahan baku utama pakan, menyebabkan tingginya biaya produksi (HPP) tinggi," paparnya.

Seperti diketahui, kebijakan importasi jagung ini merupakan bagian dari penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) untuk para peternak mandiri sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas tanggal 09 Oktober 2023 tentang Stabilisasi Harga Jagung dan Gula.

Baca Juga: Kadisnak Jatim: Harga Telur Ayam Masih Sulit Turun

Untuk itu, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog mengimpor jagung pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak yang saat ini kesulitan mendapatkan bahan baku pakan jagung.

Dari total penugasan sebanyak 250 ribu ton, saat ini secara bertahap akan masuk sekitar 171 ribu ton yang akan digelontorkan ke para peternak di wilayah sentra seperti di Jawa Timur dan Lampung.

“Kebijakan importasi ini secara terukur kita lakukan, karena itu pemasukannya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani tetap terjaga, pada saat yang sama para peternak juga tidak kesulitan mendapat pasokan jagung pakan. Nah, ini kita harapkan akan berdampak positif terhadap harga daging ayam dan telur ayam di hilir, sehingga kita berharap terbangunnya keseimbangan di tiga aspek yaitu harga wajar di tingkat produsen, di tingkat pedagang, dan di konsumen.” pungkas Arief. prw-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU