Ibu-ibu, Sampai Februari Beras Masih Defisit!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Jan 2024 19:46 WIB

Ibu-ibu, Sampai Februari Beras Masih Defisit!

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Masukan buat ibu-ibu. Sampai Januari-Februari 2024 ini produksi beras dalam negeri diprediksi masih defisit. Artinya stock yang di Bulog lebih rendah dari kebutuhan masyarakat Indonesia. Makanya,  harga beras premium tidak turun turun dan  masih bertengger di Rp15.020 per kg. Lalu beras medium di Rp13.220 per kg. Masih mahal.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, menyebut jumlah defisit cukup besar. Ini berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca Juga: Penyerapan Beras dalam Negeri Belum Optimal, Bulog: Kita Sangat Andalkan Impor

Namun, dia menegaskan bukan berarti stoknya tidak ada, hanya saja lebih sedikit dibandingkan kebutuhan masyarakat Indonesia.

"Ini memang berat bagi Indonesia. BPS (Badan Pusat Statistik) bilang pada bulan Januari-Februari kita masih dalam defisit cukup besar," ungap Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2024).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia masih akan melakukan impor beras tahun ini. Jumlah komitmen impor beras yang bakal masuk ada 3 juta ton. Sejauh ini yang sedang diproses untuk impor secepatnya ada 2 juta ton.

"Tahun lalu kita sudah impor sekitar 3,5 (juta ton). Tahun ini 2 juta sedang berproses, tapi kita siapkan 3 juta," ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).

Soal anggarannya, Airlangga tidak mengungkapkannya. Menurutnya semua sesuai dengan harga beras di pasar global. "Ya itu kira-kira itu kan tergantung realisasi harga beras per tonnya berapa," ujar Airlangga.

 

Panen Raya juga Mundur

Baca Juga: Stabilkan Harga, Pemkot Batu Salurkan 91,29 Ton Beras CPP

Bayu mengatakan, panen raya juga diprediksi mundur. Jadi, pasokan dari dalam negeri memang belum mencukupi pada awal 2024.

"Ini terjadi karena sebagian dari Jawa mundur tanamnya sehingga panennya mundur. Itu membuat suplai dalam negeri masih akan sulit," lanjutnya.

Terkait apakah harga beras akan mengalami kenaikan, dia menyebut faktor pendorong utama harga adalah produksi beras. Selain itu, kondisi di luar negeri juga mempengaruhi bahan produksi dari beras salah satunya pupuk yang semakin mahal.

 

Baca Juga: Tata Kelola Beras Amburadul

Bulog tak Tahu

Bayu belum bisa memberikan keterangan apakah harga beras akan tetap mahal dan bisa turun pada 2024. Namun, kondisi tersebut akan bergantung pada hasil produksi beras dari petani. Pihaknya tetap terus menyalurkan bantuan pangan dan operasi pasar untuk menahan agar harga beras tidak mengalami lonjakan yang signifikan.

"Kalau bantuan pangan kita lanjutkan tugasnya, bantuan pangan, SPHP. Harga kita lihat, bagaimana produksi, bagaimana situasi luar negeri dan bagaimana harga pupuk," tutur dia.

Dalam catatan BPS, produksi beras diprediksi mengalami defisit pada Januari-Februari 2024. Pada hasil produksi Januari diperkirakan defisit 1,61 juta ton, kemudian Februari 1,22 juta ton. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

Tag :

BERITA TERBARU