BPS: Nilai Ekspor dan Impor RI Anjlok Bulanan dan Tahunan per Januari 2024

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 16 Feb 2024 10:38 WIB

BPS: Nilai Ekspor dan Impor RI Anjlok Bulanan dan Tahunan per Januari 2024

i

Ilustrasi. Kinerja ekspor dan impor di Indonesia. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan nilai ekspor Indonesia secara bulanan dan tahunan pada Januari 2024. Bahkan, nilai ekspor Indonesia mencapai 20,52 miliar dolar AS pada Januari 2024.

"Nilai ekspor ini mengalami penurunan sebesar 8,34 persen secara bulanan dan 8,06 persen secara tahunan," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Jumat (16/02/2024).

Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Ekspor Indonesia di 2022 Alami Peningkatan

Lebih lanjut, penurunan nilai ekspor secara bulanan dan tahunan utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor sektor industri pengolahan. Begitu juga dari penurunan nilai ekspor industri pertambangan.

Amalia merinci, ekspor nonmigas Januari 2024 mencapai 19,13 miliar dolar AS atau turun 8,54 persen dibandingkan Desember 2023. Nilai tersebut juga turun 8,20 persen jika dibanding ekspor nonmigas Januari 2023.

"Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Desember 2023 adalah bahan bakar mineral sebesar 805,9 juta dolar AS (20,81 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 208,0 juta dolar AS (10,36 persen)," jelas Amalia.

BPS mencatat, ekspor nonmigas Januari 2024 terbesar adalah ke China yaitu 4,57 miliar dolar AS. Lalu disusul Amerika Serikat sebesar 1,99 miliar dolar AS dan India 1,79 miliar dolar AS dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen.

"Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,26 miliar dolar AS dan 1,48 miliar dolar AS," tutur Amalia.

Baca Juga: Mendag Zulhas Sebut Ekspor Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat nilai impor Indonesia pada Januari 2024 mencapai 18,51 miliar dolar AS. Angka tersebut menunjukan penurunan 3,13 persen dari bulan sebelumnya namun naik 0,36 persen secara tahunan.

"Penurunan ini sejalan dengan kinerja impor migas dan nonmigas yang masing-masing nilainya turun sebesar 19,99 persen menjadi 2,70 miliar dolar AS dan 0,48 persen menjadi 15,81 miliar dolar AS," jelasnya lagi.

Sementara itu, untuk penurunan impor nonmigas terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 35,24 persen. Sementara peningkatan terbesar pada mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya sebesar 17,89 persen secara bulanan.

Dari sisi negara utama asal impor, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2024 adalah China sebesar 5,95 miliar dolar AS. Lalu selanjutnya Jepang 1,08 miliar dolar AS dan Thailand 0,88 miliar dolar AS.

Berdasarkan golongan penggunaan barang, Amalia mengungkapkan nilai impor Januari 2024 terhadap bulan yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal 300,8 juta dolar AS dan barang konsumsi 176,2 juta dolar AS. Sementara golongan bahan baku atau penolong turun menjadi 410,9 juta dolar AS.

Penurunan nilai impor secara bulanan terjadi pada seluruh kelompok penggunaan yang mencakup barang konsumsi, bahan baku atau penolong, dan barang modal. Sementara itu, peningkatan impor secara tahunan disumbang oleh kelompok barang konsumsi dan barang modal. jk-02/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU