Demo Tandingan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 03 Mar 2024 21:07 WIB

Demo Tandingan

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pasca pencoblosan 14 Februari lalu, muncul fenomena aksi demo "tandingan".

Terbaru ada aksi demo di depan Gedung DPR/MPR RI dengan tema menolak tuntutan pemakzulan Jokowi, Jumat (1/3/2024).

Baca Juga: MiChat, Sudah Jadi Media Eksploitasi Seksual

Aksi ini dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Sejabodetabek.

Juga ada unjuk rasa yang digelar sejumlah orang yang menyebut diri mereka 'Pemuda Mahasiswa Timur Cinta NKRI'.

Demo di depan kantor lembaga swadaya masyarakat Indonesia Corruption Watch (ICW), Kontras, dan LBH Jakarta, ini diduga terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Kubu Prabowo Subianto membantah pihaknya berada di balik unjuk rasa tersebut.

Mereka juga sempat berencana melakukan demo di depan kantor Lokataru, namun batal setelah dibubarkan aparat kepolisian.

Ada juga massa tandingan yang menolak hak angket kecurangan Pemilu 2024. Massa ini turut melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Dalam peristiwa dua massa demo di depan Gedung DPR mereka dipisahkan oleh barikade yang dibuat oleh polisi. Ini lantaran di tempat yang sama ada aksi yang mendukung hak angket.

Selain menolak hak angket, massa tandingan juga menolak pemakzulan Presiden Joko Widodo.

Menurut catatan Amnesty International Indonesia, sejak masa kampanye hingga sehari sebelum pemilu pada 14 Februari, terdapat sekitar 16 kasus serangan yang menyasar setidaknya 34 pembela HAM yang kritis terhadap pemerintah. Aksi, baik berupa laporan ke polisi, intimidasi maupun serangan fisik.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Rahmat Bagja, mengatakan bahwa segala tindakan yang “mengancam kebebasan berbicara, berekspresi dan menyatakan pendapat di Indonesia” merupakan tindakan pidana dan tidak boleh dibiarkan

 

***

 

Ada jua aksi menandingi 'Demonstrasi Cium Tangan Gibran' yang dilakukan sekelompok massa, Selasa (6/2/2024).

Aksi tersebut diinisiasi oleh Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Soloraya (Sodara) yang beranggotakan organisasi Cipayung Plus dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah perguruan tinggi di Solo Raya.

Mereka membentangkan spanduk bertuliskan 'Vox populi vox dei', 'Kembalikan Demokrasi Untuk Rakyat', 'Reformasi Dikebiri', serta kata-kata lain bernada protes.

"Di mana Samsul sekarang? Kemarin yang demo di sini ditemui, kenapa kita tidak?" tanya salah satu orator demo, merujuk pada panggilan populer buat Wali Kota Solo sekaligus cawapres nomor urut 2.

"Kami mohon dengan sangat kepada Kanjeng Gusti Pangeran Samsul untuk keluar menemui kita-kita di sini," lanjutnya.

Koordinator Aksi, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan unjuk rasa kali ini digelar sebagai bantahan atas aksi Aliansi Mahasiswa Solo Raya Untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) di depan Balai Kota Solo yang digelar di depan Kantor Gibran Selasa (6/2).

Sebelumnya, AMSR-UKB menggelar aksi demonstrasi di Plaza Balai Kota Solo, menuntut Gibran menandatangani pakta integritas.

Aksi tersebut berlangsung sangat singkat. Orasi yang tengah berlangsung terhenti karena Gibran keluar dari kantornya untuk menemui mereka. Kedatangan putra Presiden Joko Widodo itu disambut tepuk tangan dan sorak sorai dari para demonstran.

"Selamat datang cawapres kita," kata para demonstran kompak.

Baca Juga: Wanita di Koper itu Hasil Perselingkuhan dan Bisnis Seks

Gibran pun menyalami mereka yang berada di barisan terdepan. Beberapa bahkan mencium tangan hingga meminta swafoto sambil mengisyaraktan salam dua jari bersama Wali Kota Solo itu.

Fierdha menilai demo tersebut "kami anggap itu gimmick belaka." Ketua Umum HMI Cabang Sukoharjo itu menengarai AMSR-UKB adalah kelompok partisan. Tuntutan mereka sejalan dengan visi misi salah satu paslon yang tengah bertarung di Pemilu 2024.

"Tidak masuk di akal ketika ada yang demonstrasi, ada yang melakukan protes, lalu mengajukan pakta integritas yang sejatinya adalah visi misi yang diusung salah satu paslon," katanya.

Fierdha menegaskan mahasiswa akan selalu netral dalam setiap pemilu dan tidak akan mendukung salah satu paslon

Ia menilai aksi AMSR-UKB itu dapat membahayakan citra gerakan mahasiswa yang independen. Aksi-aksi serupa dikhawatirkan dapat membahayakan moral generasi muda.

"Generasi muda adalah orang yang cenderung bisa obyektif. Kami tidak memandang orang berdasarkan gimmick-nya. Berdasarkan apa yang dia framingkan di media," katanya.

Ini aksi demo dukung dan kritik Gibran di Solo. Ada apa? Siapa yang membiayai demo tandingan menyoroti Gibtran?

 

***

 

Aksi Demo atau unjuk rasa merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang atau, kelompok atau mahasiswa di hadapan umum. Tujuan menyatakan pendapat sebagai sebuah upaya menekan baik secara politik untuk kepentingan Kelompok maupun kepentingan masyarakat.

Demonstrasi juga banyak dilakukan lantaran tidak setuju atas kebijakan pemeritah maupun pihak lainya. Bahkan demonstrasi dilakukan karena mendukung langkah-langkah yang telah dijalankan sebagai bentuk dukungan.

Baca Juga: Misteri Cak Imin, Tantang Khofifah

Pernah terjadi pada 1998, Pam Swakarsa digebuki pasukan Marinir karena faktor ketidaktahuan.

Catatan pengamanan demonstrasi ini disampaikan mantan Kepala Staf Kostrad TNI Mayjen (Purn) Kivlan Zen dalam bukunya.

Kata Kivlan, Pasukan Pengamanan Swakarsa (Pam Swakarsa) dibentuk atas perintah Panglima ABRI era itu, Jenderal Wiranto.

Pam Swakarsa untuk mengamankan Sidang Istimewa MPR pada 10-13 November 1998.

Saat itu, Gedung Parlemen di Senayan Jakarta menjadi pusat perhatian massa demonstran sekaligus pengamanan aparat.

Di satu sisi, ada Pam Swakarsa yang terdiri atas orang-orang sipil yang dikumpulkan jadi satu untuk melindungi Sidang Istimewa MPR dan mendukung Presiden BJ Habibie.

Di sisi lain, ada pula aparat betulan yang mengamankan situasi, dari polisi hingga Korps Marinir TNI AL.

Dari peristiwa demo aksi protes dan demo tandingan, orang waras banyak yang menyesalkan demo tandingan.

Akal sehat saya juga berbisik demo tandingan tidak berguna dan tidak berpengaruh apa-apa atau berefek apa-apa. Bahasa lugasnya, hanya buang-buang uang.

Menurut akal sehat saya demo tandingan tidak akan bisa sebanding dengan aksi mahasiswa beneran.

Aksi demo sebenarnya lahir karena panggilan yang genuine, bukan panggilan rekayasa atau komersil. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU