SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Pada 8 April 2024 bersamaan dengan bulan Ramadhan dan libur Hari Raya Idul Fitri, diprediksi akan terjadi Gerhana Matahari Total yang siklusnya terjadi secara berkala sekitar setiap 54 tahun sekali. Salah satunya akan terlihat ledakan-ledakan Matahari bersamaan dengan gerhana.
Mengutip National Center for Atmospheric Research (NCAR), BMKG menjelaskan ledakan bisa terlihat saat proses menuju puncak saat penampakan Matahari terhalang oleh Bulan.
Baca Juga: Unik Bernuansa Kerajaan, Petugas TPS di Magetan Kenakan Kostum Tari Jalak Lawu
"Saat menyaksikan GMT [gerhana matahari total] 8 April 2024, menurut National Center for Atmospheric Research (NCAR) akan terlihat ledakan-ledakan di Matahari, saat totalitas gerhana matahari, pandangan matahari dari Bumi terhalang oleh bulan dan menyisakan sisi tepi. Pada sisi tepi inilah di Bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari tampak meledak-ledak," kata Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dikutip dari laman resminya, dilihat Kamis (04/04/2024).
BMKG menjelaskan ledakan Matahari itu terjadi karena adanya aktivitas internal di pusat Tata Surya tersebut. Tingkat aktivitas mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan dan puncaknya pada tahun ini.
Sejauh ini, belum ada yang mengetahui penyebab fenomena tersebut. Namun BMKG menuliskan kemungkinan karena melibatkan gaya magnetik atau reaksi nuklir dalam Matahari.
Baca Juga: Chery Pamerkan J6 Bermotif Batik, Terinspirasi dari Keramik Asal China
Gerhana Matahari Total kali ini memang tidak bisa dilihat langsung di langit Indonesia. Namun, masyarakat masih bisa melihat fenomena langka tersebut melalui siaran daring yang mungkin tersedia di beberapa kanal YouTube dan televisi.
Meski begitu, masyarakat dihimbau untuk menghindari liburan ke pantai saat Gerhana Matahari. Hal ini tidak lepas dari Gerhana Matahari yang dapat menyebabkan pasang air laut.
Adapun masyarakat sekitar, pemudik, atau bahkan pendatang, tetap harus mengantisipasi potensi cuaca ekstrem. Pasalnya, saat ini masih pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Baca Juga: Munculnya Api di Sumur Desa Manduro, Warga Minta BPBD Dropping Air Bersih
Sementara itu, diketahui Gerhana Matahari total terlama dalam sejarah terjadi pada 20 Juni 1955 di Sri Lanka dan sebagian Asia Tenggara dengan durasi 7 menit 8 detik.
Meskipun pada saat itu sebagian besar jalur gerhananya tertutup awan mendung, peristiwa tersebut diakui sebagai gerhana Matahari total terlama di dunia menurut Guinness World Records. jk-01/dsy
Editor : Desy Ayu