Bad News or Good News, Erick Thohir Minta Rp44,24 triliun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 18 Jul 2024 20:51 WIB

Bad News or Good News, Erick Thohir Minta Rp44,24 triliun

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ekonom Senior INDEF Faisal Basri menyoroti tata kelola BUMN yang perlu diperbaiki supaya memberikan kontribusi kepada pendapatan negara.

Faisal mengatakan saat ini 90 persen lebih keuntungan perusahaan pelat merah hanya ditopang oleh 10 BUMN.

Baca Juga: Amnesti, Reformasi Lapas Atasi Napi tak Layak Dipenjara

Padahal, pemerintah terus menggelontorkan penyertaan modal negara (PMN) yang jumlahnya tak main-main.

Menteri BUMN Erick Thohir misalnya yang baru-baru ini mengusulkan PMN Rp44,24 triliun untuk 16 BUMN di 2025.

Menurut Faisal, cara ini harus diperbaiki supaya kontribusi mereka ke negara bisa ditingkatkan.

"Jadi, (setoran) dividen dan (pemberian) PMN bersama. Praktis, kontribusi buat negara kecil sekali," kritik Faisal soal tata kelola BUMN, kemarin.

Mengutip dari akun djkn.kemenkeu.co.id, Sampai dengan bulan Juni 2022, terdapat 91 BUMN di Indonesia (79 Persero dan 12 Perum). Jumlah BUMN ini tersebar di 12 sektor Industri dengan total nilai Kekayaan Negara Dipisahkan yang diinvestasikan kepada BUMN sebesar Rp2.469 Triliun (s.d. tahun 2021). Jumlah BUMN tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2017, yaitu 142 BUMN. Salah satu alasannya karena proses restrukturisasi untuk meningkatkan competitive value pada beberapa BUMN menjadi 12 Holding BUMN Sektoral.

 

***

 

Saat acara Mandiri Investment Forum 2024, Rabu (5/3/2024), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan arah konsolidasi perusahaan pelat merah ke depannya.

Dia menargetkan dalam peta jalan BUMN 2024–2034, pemerintah menargetkan perusahaan pelat merah hanya berjumlah sekitar 30 entitas. Artinya akan perampingan atau berkurang sekitar 11 perusahaan.

Lalu, kin Erick, minta PMN Rp44,24 triliun untuk 16 BUMN di 2025. Terdiri BUMN apa saja yang disuntik dana sebesar itu? Akal sehat saya tertawa terkekeh kekeh.

Sementara Erick ingin BUMN mestinmemiliki 3 hal. Pertama, sehat agar bisa berkontribusi terhadap fiskal melalui pajak dan dividen. Kedua, memberikan sumbangsih pertumbuhan ekonomi. Ketiga, menjadi penggerak ekonomi kerakyatan.

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa setoran dividen BUMN termasuk ke dalam kekayaan negara yang dipisahkan dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dalam APBN 2024, negara menargetkan menerima setoran dari BUMN sebesar Rp 85,8 triliun.

Lalu porsi pendapatan bagian laba BUMN di bawah Kementerian BUMN sebesar Rp 85,16 triliun. Dan pendapatan bagian laba BUMN perbankan di bawah Kementerian BUMN Rp 46,66 triliun dan nonperbankan di bawah kementerian BUMN Rp 38,50 triliun. Pertanyaannya, BUMN apa saja yang profitable? Ini persoalan transparansi.

 

***

 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo Selasa (25/6/2025) mengungkap sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang tengah dalam kondisi sakit. Kementerian BUMN mencatat, jumlahnya sebanyak 14 perusahaan.

Saat ini nasib ke-14 perusahaan tersebut tengah dikaji oleh Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Bila 14 perusahaan ini tidak dapat diselamatkan maka Kementerian BUMN akan kembali melakukan penutupan.

Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, dari total 14 BUMN sakit, 6 di antaranya terancam dibubarkan. Mereka adalah PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.

Dan daftar 14 BUMN Sakit Jadi Pasien PPA:

PT Barata Indonesia (Persero)PT Boma Bisma Indra (Persero)PT Industri Kapal Indonesia (Persero)PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)PT Djakarta Lloyd (Persero)PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)PT Persero BatamPT Inti (Persero)Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI)PT Indah Karya (Persero)PT Amarta Karya (Persero)PT Semen Kupang (Persero)PT Primissima (Persero).

Pertanyaannya, 14 BUMN sakit itu bisa dikebut sehat?. Utamanya terkait nasib dari deretan BUMN yang menjadi pasien PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA tersebut.

PPA sendiri merupakan anak usaha dari Danareksa.

Saat ini, PPA dan Danareksa mendapat mandat dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengelola perusahaan pelat merah yang tergolong sakit.

Baca Juga: Jokowi Puji Prabowo, Apa Ada News Valuenya

Pertanyaannya, penentuan nasib BUMN itu apakah melalui proses penyehatan lewat merger atau ditutup?.

 

***

 

Pakar manajemen, Dr. Ricardo Indra, M.Si., CPR, General Manager Program Management Office (Transformation) – Communication & Supporting PT Telkomsel, pernah bicara dalam seminar online yang diadakan dalam rangka pembukaan program S2/Magister Ilmu Komunikasi Binus Graduate Program di BINUS @Bekasi pada 25 April 2020.

Ricardo Indra, bilang, perusahaan sakit yang responsif bukan berarti gegabah. Ini terkait krisis.

Apakah BUMN Sakit itu

bisa mengendalikan persepsi publik? Ini menyangkut keterbukaan informasi menjaga kepercayaan pada publik.

Dalam seminar online bertajuk “Seeking the Opportunity from Setbacks, Bad News is Good News” tersebut, Indra juga menyampaikan pentingnya melakukan pemetaan krisis. Terjadinya krisis pasti memberikan dampak tersendiri pada perusahaan, baik itu pada tingkatan mikro, minor, medium, major, atau fatal.

Pertanyaannya ke 14 BUMN masih stadium mana? Erick belum pernah menjelaskan.

Padahal secara konseptual, saat krisis menyerang, perusahaan sebaiknya langsung melakukan identifikasi. Sudah sejauh mana dampak krisis tersebut terhadap perusahaan?

Penanganan krisis dengan pemetaan akan membantu perusahaan untuk segera cepat bertindak. Hal ini sejalan dengan poin responsif. Di samping itu, tindakan penanganan krisis yang cepat juga dapat mencegah terjadinya dampak yang lebih parah terhadap perusahaan.

Untuk mencegah hal tersebut, sekali lagi Indra menekankan bahwa identifikasi dan pemetaan krisis penting dilakukan. Kalau perlu, bentuk tim khusus untuk melakukannya. Apakah Erick telah melakukannya?

Akal sehat saya mendesak pemerintah untuk mengaudit seluruh BUMN bermasalah yang menjadi penerima modal PMN.

Baca Juga: Wartawan Memeras, "Paparazi" yang tidak Bersertifikasi

Akal sehat saya tak setuju BUMN-BUMN sakit selalu disuntik dengan dana PMN .

Ini mengenakan

BUMN sakit.

Akal sehat saya mengatakan suntikan dana terhadap BUMN yang bermasalah juga belum menyelesaikan persoalan.

Akal sehat saya menyarankan manajemen BUMN yang sakit itu harus diperbaiki agar dapat memperbaiki kinerja.

Bisa jadi ke 14 BUMN itu tidak bisa dikontrol publik alias bersifat uncontrollable.

Hal lucu, menurut akal sehat saya, saat 14 BUMN alami krisis, Menteri BUMN Erick Thohir malah minta dana penyertaan modal negara (PMN) ke negara sebesar Rp44,24 triliun. Cara Erick ini masuk katagori bad news atau good news.?

Ini terkait, misi BUMN yang merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi.

Bahkan BUMN dituntut berkontribusi untuk perekonomian nasional melalui pengeluaran operasional dan capital expenditure-nya. Pengeluaran tersebut menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi konsumsi dan investasi. Ini akan meningkatkan demand dan mendorong perputaran ekonomi nasional.

Para pakar manajemen mencatat kinerja Manajemen BUMN yang Buruk, menjadi salah satu penyebab utama BUMN mengalami kerugian adalah kinerja manajemen yang buruk.

Jokowi saat mengadakan pertemuan dengan seluruh direksi BUMN di Labuan Bajo, Sabtu (16/10/2021), sudah minta kepada Erick agar perusahaan BUMN yang kronis atau sakit tidak dimanjakan terus dengan memberikan penyertaan modal negara (PMN). Namun, kenyataannya, kini Erick masih minta PMN dengan dana yang fantastis. Mengacu pada arahan Presiden, permintaan Erick atas dana sebesar Rp Rp44,24 triliun, adalah bed news.

Apalagi, kinia ada 14 BUMN alami krisis. Sehingga bad news tidak terelakkan lagi.

Ini cara media mengabarkan kondisi BUMN yang alami krisis dengan perspektif arahan presiden. Akal sehat saya bilang menteri BUMN Erick Thohir ajukan penyertaan modal negara (PMN) yang jumlahnya segede itu, bad news, bukan good news. Iya apa tidak bung Erick? ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU