SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Nasib eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Pilgub DKI, tampaknya berada di ujung tanduk. Ini bila NasDem dan PDIP tak jadi mengusungnya? Apa Anies merugi?
Menggunakan kaca mata seorang akademisi, jawabannya tentu tidak. Why? Ya Anies Baswedan, akademisi yang tak pernah jadi kader partai politik manapun. Itu dilakoninya sampai awal Agustus 2024 ini.
Baca Juga: Nyali KPK, Diuji Menantu Jokowi
Saat menjadi calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan, pernah mengatakan, partai pengusungnya adalah partai yang tidak bermasalah. Dan ini menjaga marwah demokrasi di Indonesia. Menurut dia, saat pilpres 2024 laluz parpol pendukungnya berbeda dengan partai pengusung calon presiden lain yang dinilainya tersandera kasus dan bermasalah.
Anies menyanjung tiga partai pengusungnya, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Nasdem, serta satu partai pendukung, yaitu Partai Umat.
Tak salah, saat kampanye, seorang tokoh agama KH. Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo memujinya.
Gus Ali dalam salah satu acara dakwahnya mengakui bahwa Anies Baswedan adalah sosok Capres yang sangat cerdas dibandingkan yang lainnya. Ia juga menggambarkan Anies Bswedan sebagai orang yang terstruktur karena kepintarannya.
Berlebihankah penilaian ayah eks Bupati Sidoarjo, Ahmad Mudhlor Ali alias Gus Muhdlor yang kini resmi ditahan KPK, dalam kasus korupsi dugaan pemotongan insentif ASN di lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Pemkab Sidoarjo.
*
Menurut beberapa sumber, Anies Baswedan, lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah. Kedua orang tuanya adalah pendidik. Anies lahir dari keluarga terpelajar. Bapaknya Rasyid Baswedan pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia dan ibunya Aliyah adalah guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan SMA, dia masuk ke Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dia menyandang gelar sarjana ekonomi pada usia 26 tahun. Usai Lulus, Anies langsung aktif di lembagai kajian ekonomi di almamaternya di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.
Anies mendapatkan beasiswa untuk magister dan doktornya. Dia menempuh pendidikan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat dan S3-nya di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat.
Dunia sekolah Anies, terbilang istimewa. Dia beberapa kali mendapatkan beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Tidak hanya istimewa di pendidikan, tetapi di dunia aktivis pun Anies memiliki kisah menakjubkan sejak anak-anak.
Namanya mulai menasional setelah menyandang gelar doktor di Amerika dan kembali ke Indonesia. Dia langsung mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik.
Kariernya berlanjut, saat dia terpilih sebagai rektor Universitas Paramadhina sebagai rektor termuda di Indonesia pada usia 38 tahun. Janjinya ingin menuntaskan dan mengisi kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan dia gelorakan dengan berbagai kegiatan.
Dia mewujudkanya Gerakan Indonesia mengajar. Kegiatannya, mengirimkan anak-anak muda terbaik bangsa menjadi pengajar di Sekolah Dasar di daerah-daerah terpencil di pelosok Indonesia. Tidak hanya itu yang dilakukan Anies, dia juga menginisiasi kelas inspirasi dengan menggerakkan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar. Bahkan untuk menuntaskan janji kemerdekaan ini, dia mencoba terjun ke dunia politik dengan menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Baca Juga: Menyorot Gaya Hidup Bobby, Kaesang dan Paus
Lalu, karier politiknya mulai terlihat saat dia terlibat turun tangan membantu pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.
Pasca Pilpres, dia menjadi bagian tim transisi presiden terpilih. Cita-citanya tentang pendidikan mulai terwujud saat dia dipilih Jokowi menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja 2014-2019.
Sayang, di tengah menjalani tugasnya, ia terkena reshuffle kabinet Jokowi pada 27 Juli 2016. Tak jadi menteri, Anies diminta Prabowo Subianto untuk maju bersama Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Hasilnya kemenangan. Pada 16 Oktober 2017, ia bersama Sandiaga Uno dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2020.
Akhir tahun 2023, Partai Nasdem resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024. Anies keok. Kini ia juga seperti tersandera tak bisa memenuhi ambisinya jadi Gubernur DKI periode 2.
*
Sampai kini Anies masih berjuang bisa jadi cagub DKI. Poros Jakarta yang dipimpin anak dari budayawan Betawi Benyamin Sueb, Biem Triani Benyamin, datangi NasDem, agar mengusung eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, cagub.
Poros Jakarta, juga merayu PDIP. Sementara Anies, sibuk menyapa warga Jakarta. Kegiatannya ini dikomunikasikan ke publik melalui media sosial . Ternyata, PKB dan PKS tak ikut mendorong Anies lagi. Sepertinya Anies jadi politisi yang lonely.
Baca Juga: Pengurus Tandingan Sindiran KH Ma'ruf Amin
Anies, saya pantau, sampai saya menulis catatan politik ini menggunakan media sosial untuk kebutuhan elektoral.
Anies tak bosan hadir di dunia maya dengan dialog.
Akal sehat saya, kehadiran Anies di media sosial tampaknya bisa membuat khalayak merasa terlibat dalam konten-kontennya. Misal memberikan like, komentar, atau menyebarluaskannya.
Anies, terkesan seperti seorang politikus yang terbiasa dengan gaya komunikasi dialogis- dua arah.
Anies sepertinya 'cuek" dengan PKB dan PKS yang sudah "meninggalkan" dirinya.
Ia seperti terus mencoba peruntungan lewat dunia maya. Ia terkesan masa bodoh dianggap hanya menjadikan konten-konten media sosial sebagai wallpaper belaka.
Anies seperti sadar kebutuhan mendasar politisi adalah berkomunikasi.
Sekiranya sampai masa pendaftaran tanggal 25 Agustus nanti, belum ada parpol yang mengusungnya maju cagub DKI, ini pukulan telak bagi mantan rektor itu. Bisa jadi, Anies Baswedan, cukup jadi politikus medsos. Kasihan deh lu! ([email protected])
Editor : Moch Ilham