SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Berita utama harian kita edisi Kamis (25/9) berjudul "Jokowi, bak Sales Tanah IKN". Ditulis dalam berita itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak henti mengajak investor membeli tanah di IKN.
baik investor asing maupun dalam negeri. Ia meminta , baik investor asing maupun dalam negeri, segera berinvestasi dan memulai proyek di IKN.
Baca Juga: Relakah Surabaya Barat Disulap Jadi Macau, Genting, Marina Bay
Jokowi, minta Investor jangan menunggu terlalu lama untuk investasi di IKN, sebab harga tanah di IKN tahun ini masih murah-murahnya. Tahun depan, bisa saja harga tanah di IKN naik berlipat-lipat.
"Hati-hati, harga tanah memang sekarang masih murah, harga tanahnya masih murah pada tahun ini, tapi tahun depan kita tidak tahu. Harga tanahnya bisa naik lipat dua kali, tiga kali, lima kali, 10 kali. Maka saya ingatkan kalau ingin investasi tahun ini," sebut Jokowi saat meresmikan groundbreaking Delonix Nusantara, Rabu (25/9/2024).
Itu ajakan presiden yang bak seorang sales tanah di IKN. Salahkah?
Menurut akal sehat saya tidak ada yang keliru dengan caranya menawarkan tanah di IKN ke investor asing maupun dalam negeri.
Jokowi sendiri menekankan gagasan IKN bukan darinya. Ia mengatakan konsep membangun ibu kota baru di Kalimantan sudah disuarakan Presiden ke-1 Indonesia Soekarno alias Bung Karno.
"Ide dan gagasan itu (pemindahan ibu kota ke Kalimantan) 1957 dari Bung Karno. Saya hanya mengeksekusi," kata Jokowi dalam 100 CEO Kompas Forum di IKN, Kalimantan Timur, November 2023 lalu.
IKN, kata Jokowi, dirancang tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tapi, juga sebagai pusat ekonomi, budaya, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Pemindahan ibu kota bertujuan mengatasi pemerataan, baik dari segi ekonomi, pembangunan maupun penduduk.
Pemindahan ibukota ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang modern, ramah lingkungan, dan terintegrasi.
Selain itu, pemerintah menargetkan IKN menjadi sebuah kota berkelanjutan dan penggerak ekonomi Indonesia.
Merujuk laman resmi, Ibu Kota Nusantara dirancang untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, sesuai dengan Visi Indonesia 2045. Dibangun dengan identitas nasional, IKN akan mengubah arah pembangunan menjadi Indonesiasentris dan mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.
Nama Nusantara dipilih sebagai ibu kota negara baru karena istilah tersebut sudah dikenal jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Nusantara mencerminkan konsep wilayah yang terdiri dari banyak pulau yang disatukan oleh lautan, sebuah penegasan bahwa Indonesia merupakan negara maritim.
Nusantara juga cerminan keragaman geografis yang mendasari kekayaan budaya etnis di Indonesia.
***
Merujuk laman resmi IKN, Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi IKN karena wilayah yang masih asri dan berfungsi sebagai paru-paru dunia, khususnya Indonesia.
Terletak di dua kabupaten di Kalimantan Timur, yaitu Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. lokasi itu dianggap aman dengan risiko bencana yang minim. Selain itu, wilayah tersebut memiliki lahan luas yang masih berstatus hutan produksi (HP) dan perkebunan.
Pilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: Risiko bencana yang minimal (seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor).
Lokasi yang strategis di tengah-tengah Indonesia.
Kedekatan dengan kota-kota yang sudah berkembang seperti Balikpapan dan Samarinda.
Telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap.
Ketersediaan lahan seluas 180.000 hektar yang dikuasai pemerintah.
Dengan demikian, IKN diharapkan menjadi pusat gravitasi ekonomi baru di Indonesia, terutama di kawasan tengah dan timur. IKN juga diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru serta memaksimalkan potensi sumber daya daerah.
***
Baca Juga: Kekuatan Duit, Bisa Kalahkan Hukum dan Politik
Saat menghadiri Festival Harmoni Budaya Nusantara, di Lapangan Taruna, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (3/11/2023) ,
Presiden RI Joko Widodo menegaskan, giatnya pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) harus diimbangi dengan pembangunan sumber daya manusia dan pelestarian budaya.
Menurut Presiden, pembangunan IKN sudah diamanatkan dalam undang-undang dan disetujui 93 persen fraksi di DPR.
“IKN ini ada undang-undangnya, undang-undang itu didukung oleh 93 persen fraksi-fraksi yang ada di DPR. Apalagi yang mau ditanyakan? 93 persen lho,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kawasan IKN, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis, 2 November 2023.
Mengacu dari pernyataannya, Jokowi punya concern mewujudkan IKN menjadi ibu kota negara dalam jangka panjang. Tak salah ia pun mulai sekarang "memasarkan" IKN, tidak hanya tanah tapi juga lingkungannya. Maklum, awalnya Jokowi seorang entreprenur mebel dari Solo.
***
Akal sehat saya mencatat Jokowi memang seorang pebisnis. Ia membuktikan entrepreneur seperti umumnya seorang inovator. Dia menyusun ide inovatif, yang belum diperkenalkan di pasar. Misalnya membentuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"BPPT adalah otak pemulihan ekonomi secara extraordinary,” ujar Presiden Jokowi, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi BPPT Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 8 Maret 2021.
Jiwa entrepreneurshipnya yang dapat melakukan inovasi. Mengatakan tantangan dalam berbagai aspek seperti krisis energi, pangan dan ekonomi hingga disrupsi teknologi dan situasi geopolitik harus menjadi peluang bagi bangsa Indonesia jika mampu melakukan inovasi besar-besaran.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor (IPB), di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/09/2023) pagi.
“Dengan tantangan-tantangan yang ada tadi, kita perlu inovasi besar-besaran yang bisa menjadi terobosan, yang bisa menjadi langkah besar kita ke depan. Itu seperti apa?, untuk menjadikan permasalahan pangan dunia sebagai peluang Indonesia untuk menjadi lumbung pangan.
Baca Juga: Tangkap Si Bandar Kasino, untuk Efek Jera
Pernyataan Jokowi ini, ia memiliki visi membangun Indonesia ke depan.
***
Catatan jurnalistik dan database litbang Surabaya Pagi, sejak muda Jokowi memang ulet. Setelah lulus kuliah pada 1985, Joko Widodo bekerja di perusahaan kertas PT Kraft Aceh. Di sana dia bertugas untuk memilih kayu terbaik guna produksi kertas. Namun, masa kerja di Negeri Serambi Makkah itu tidak lama. Hanya dua tahun saja.
"Yang kemudian membuat saya tak tahan adalah budaya kerja. Perintah kerja dilakukan dengan gaya keras yang sudah tidak bisa lagi saya terima. Suruh menyuruh berlangsung sangat otoriter, padahal kinerja telah berjalan cukup baik. Itu membuat saya kerasan," tutur Jokowi, sebagaimana dipaparkan Alberthiene Endah dalam Jokowi: Memimpin Kota, Menyentuh Jakarta (2012) .
Alhasil, pada 1987 Jokowi pulang kampung. Dari tabungan yang diperoleh dari gaji dia ingin mencoba berbisnis. Sektor industri kayu atau mebel jadi pilihannya.
Sayang, untuk memulai itu semua diperlukan modal besar. Dan duit yang dipunya Jokowi tak mencukupi. Mau tidak mau dia harus menjadi karyawan lagi. Beruntung, dia diajak kerja oleh saudaranya pemilik perusahaan kayu bernama Miyono. Bisnis Miyono mulai dari mebel, lantai kayu, dan berbagai kebutuhan rumah tangga.
Kendati bekerja bersama saudara, Jokowi tidak mendapat keistimewaan. Dia dipaksa menggergaji, menyerut kayu, mengecat, termasuk mengangkut barang ke kontainer. Setelah setahun, barulah Jokowi bekerja ala kantoran. Dia kemudian ditugasi desain, pemasaran, hingga pengelolaan Sumber Daya Manusia. "Semua dinikmati. Saya belajar banyak," kata Jokowi.
Sampai akhirnya, keberanian pun muncul dari dalam tubuh pria yang lahir 21 Juni . Setelah punya pengalaman dan modal pinjaman bank sebesar Rp 30 juta, dia mendirikan perusahaan sendiri pada 21 Februari 1988. Namanya CV Rakabu, berdiri di kios kecil yang berada di daerah Kadipio, Solo.
Pada tahun tersebut, Indonesia masih dianggap Macan Asia. Pertumbuhan ekonominya cepat, kala itu. Gambaran itulah yang membuat Jokowi percaya langkahnya berwirausaha tidak salah.
Sejarah ini menggambarkan ciri entreprenuer yang tak kenal putus asa.
Prediksi saya, setelah pensiun, bisa jadi ia akan melanjutkan bisnisnya. Maklum dalam jiwanya mengalir jiwa wirausaha.
Literasi saya, jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitasnya. Sehat ya Pak Jokowi. ([email protected])
Editor : Moch Ilham