SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Merek kendaraan mewah, Bentley memutuskan menunda rencana menuju elektrifikasi sepenuhnya, dan memilih untuk fokus mengadopsi teknologi hybrid dalam jangka pendek karena menilai pelanggan kelas atas masih menginginkan kendaraan bermesin pembakaran.
Penyebab Bentley menunda rencana awalnya lantaran adanya ketidakpastian kondisi pasar dengan melambatnya penjualan kendaraan listrik (EV) global. Ditambah adopsi teknologi kendaraan listrik saat ini lebih lambat dari perkiraan banyak orang di industri otomotif.
Baca Juga: Mini JCW Electric Resmi Meluncur, Tampil dengan Performa Legendaris
“Hal yang kami lihat di pasar kendaraan mewah saat ini adalah konsumen menolak mobil listrik dan menganggap mobil premium ialah bermesin pembakaran (ICE),” kata CEO and Chairman Bentley Motors Frank-Steffen Walliser, Selasa (01/10/2024).
Baca Juga: Geely Geome Xingyuan Hadir Murah Meriah, Dibanderol Mulai Rp 100 Jutaan
Meskipun demikian, pihaknya akan mempertahankan mesin ICE namun tetap digabungkan teknologi ramah lingkungan dengan menghadirkan lebih banyak mobil plug-in hybrid (PHEV) di masa mendatang, sebagai solusi sementara yang dapat menjembatani kesenjangan antara ICE dengan EV sepenuhnya serta menyuarakan kendaraan pembakaran untuk menggunakan bahan bakar sintetis atau e-fuels.
“Targetnya adalah mengurangi jejak CO2 dan saya sepenuhnya yakin bahwa dengan e-fuels dapat menutup kesenjangan tersebut, karena ini dapat menurunkan emisi berkarbon,” tambah Walliser.
Baca Juga: Porsche Kirimkan 226 Ribu Unit Mobil hingga September, Model Cayenne Paling Laris
Meskipun demikian, Bentley belum menyerah terhadap elektrifikasi murni. Sebelumnya, merek di bawah naungan Volkswagen Group ini menegaskan komitmennya dengan hanya menjual mobil PHEV dan EV pada tahun 2026 mendatang dengan berkomitmen sepenuhnya pada elektrifikasi murni di akhir dekade ini. jk-01/dsy
Editor : Desy Ayu