SURABAYAPAGI, Surabaya - Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali mencetak tonggak sejarah dengan mengukuhkan sembilan profesor atau guru besar baru dalam Rapat Terbuka Senat Akademik yang digelar di Gedung Pertunjukan Sawunggaling, Kampus 2 Lidah Wetan.
Acara ini menjadi momentum penting bagi Unesa untuk memperkuat peran akademik dan mempercepat inovasi di berbagai bidang.
Baca Juga: UNESA Kukuhkan 1.513 Wisudawan Periode 112, dan Apresiasi Lulusan Terbaik
Rektor UNESA, Prof. Nurhasan mengungkapkan bahwa pengukuhan ini merupakan gelombang pertama dari rangkaian tahun 2024.
"Untuk gelombang berikutnya akan berlangsung awal November dengan tambahan 11 guru besar dan ada sekitar 18 profesor lainnya sudah dalam tahap persiapan untuk pengukuhan berikutnya," kata Prof. Hasan, kepada awak media, termasuk jatimNetwork.com usai menghadiri acara pengukuhannya tersebut, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Lanjut Prof Hasan, pengajuan guru besar memang menantang, dan tidak semua dosen bisa mencapainya, karena ada sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi. Meski demikian, UNESA berkomitmen untuk terus menambang jumlah profesor melalui program percepatan guru besar.
"Dosen yang masuk kualifikasi kami dorong untuk segera proses pengajuan guru besarnya. Kami fasilitasi dan beri pendampingan melalui tim percepatan yang terdiri dari guru besar senior," papar Prof Hasan.
Ia juga menyebut, dosen yang aktif mempublikasikan karya di jurnal bereputasi akan mendapat insentif khusus sebagai bentuk apresiasi.
"Kami juga beri insentif kepada para dosen yang menghasilkan publikasi di jurnal bereputasi," imbuh dari guru besar ilmu keolahragaan itu.
Lebih lanjut, Prof. Hasan menekankan bahwa peningkatan jumlah profesor di UNESA diharapkan bisa menjadi penggerak utama dalam menguatkan tridarma perguruan tinggi dan memperkaya ekosistem riset, publikasi, serta inovasi.
Perlu diketahui, gelombang pertama ini menghadirkan sembilan guru besar dengan spesialisasi unik dan beragam, yang masing-masing menyampaikan orasi ilmiah di hadapan audiens akademik.
Pertama yakni Prof. Endang Pudjiastuti Sartinah merupakan guru besar bidang bimbingan dan konseling anak berkebutuhan khusus.Dengan orasi ilmiah berjudul "Peran Strategis Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus: Mewujudkan Pendidikan Inklusif yang Holistik".
Baca Juga: Wisudawan TI UNESA Toreh Prestasi, Lulus Tanpa Skripsi dengan IPK 3,89
Kedua, Prof. Abadi, guru besar bidang matematika terapan (sistem dinamik). Orasi ilmiahnya yaitu tentang "Sistem Dinamik dan Penerapannya dalam Bidang Mekanika, Penyebaran Penyakit Menular, dan Interaksi Populasi (Kajian Pemodelan dan Analisis Matematika serta Interpretasinya)".
Ketiga, Prof. Raden Roro Nanik Setyowati, guru besar bidang sosiologi pendidikan. Dengan orasi ilmiahnya yaitu tentang "Pendekatan Humanis dalam Mengantisipasi Kekerasan Suporter dalam Sepak Bola (Studi Kasus Suporter Bonek Surabaya)".
Keempat, Prof. Himawan Wismanadi, guru besar bidang analisis kondisi fisik bulu tangkis. Pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang “Pengembangan Program Pelatihan Fisik Bayangan Rancang Gerak Bulu Tangkis dan Pengurangan Masa Istirahat untuk Peningkatan Power, Kecepatan Reaksi dan Recovery".
Kelima, Prof. Achmad Imam Agung, guru besar bidang pendidikan kewirausahaan teknik elektro, yang pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Berwirausaha di Indonesia: Persepsi Terhadap Pendidikan Kejuruan Siswa SMA".
Keenam, Prof. Setiyo Hartoto, guru besar bidang pembelajaran tenis lapangan, yang pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang "Model Gaya Kepemimpinan terhadap Peningkatan Komitmen dan Keterampilan Bermain pada Atlet Tenis Mahasiswa".
Ketujuh, Prof. Bachtiar Syaiful Bachri, guru besar bidang pengembangan kurikulum, yang menyampaikan orasi ilmiah tentang "Tantangan Pengembangan Kurikulum Era Post-Modern".
Baca Juga: Unesa Pecahkan Rekor MURI Lewat Surat Harapan Mahasiswa kepada Presiden
Kedelapan, Prof. Lilik Anifah, guru besar bidang kecerdasan buatan pattern recognition atau intelligence pattern recognition, yang menyampaikan orasi ilmiah tentang "Pattern Recognition Intelligence sebagai Decision Support Systems: Kajian Empiris dan Implementasi".
Serta yang terakhir, kesembilan, Prof Dwi Cahyo Kartiko, guru besar bidang pembelajaran bola basket, yang menyampaikan orasi ilmiah tentang "Revitalisasi Pedagogi dan Eskalasi Kompetensi Bola Basket: Integrasi Functional Strength Training".
Masih dalam kesempatan yang sama, Prof Hasan menegaskan bahwa percepatan guru besar bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem akademik yang produktif dan inovatif.
Untuk itu, dengan tambahan gelombang kedua dan ketiga, UNESA berharap dapat terus berkontribusi dalam berbagai bidang, baik pendidikan, riset, hingga pengembangan teknologi.
"Semoga bertambahnya jumlah guru besar bisa menjadi semangat baru bagi kampus kami dan menjadikan UNESA 'Satu Langkah di Depan' dalam memperkuat peran perguruan tinggi sebagai pusat ilmu dan inovasi," pungkasnya.lni
Editor : Mariana Setiawati