Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, BPBD Probolinggo Gelar Rapat Koordinasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 03 Des 2024 10:34 WIB

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, BPBD Probolinggo Gelar Rapat Koordinasi

i

Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto, serta perwakilan Forkopimda, OPD, camat, instansi terkait, dan organisasi kebencanaan. SP/ PRB

SURABYAPAGI.com, Probolinggo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menggelar rapat koordinasi di ruang Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) kabupaten setempat untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.

"Bencana hidrometeorologi mencakup fenomena bencana alam yang berhubungan dengan atmosfer, air atau lautan yang berpotensi menimbulkan kerusakan besar, mulai dari hilangnya nyawa, cedera, kerusakan harta benda hingga gangguan sosial dan ekonomi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarief, Selasa (03/12/2024).

Baca Juga: Kolaborasi BPBD Jatim dan BNPB Siagakan Posko di Lima Titik Strategis

Menurutnya, hidrometeorologi basah meliputi curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, banjir dan longsor. Sedangkan hidrometeorologi kering meliputi kekeringan, kebakaran hutan, lahan, dan kualitas udara buruk, yang diperkirakan berlangsung hingga April 2025.

"La Nina yang disebabkan oleh pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20-40 persen lebih tinggi dari normal, yang dapat memicu bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang," tuturnya.

Baca Juga: Sasar Perairan Madura, Operasi Modifikasi Cuaca di Jatim Diawali Rabu Malam

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai fenomena musim hujan yang bersamaan dengan La Nina, dengan menekankan pentingnya tata kelola air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, termasuk gerakan panen air hujan serta penyesuaian rencana tanam yang lebih berkelanjutan, sehingga pihaknya mengingatkan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui BMKG guna mengantisipasi potensi bencana.

Ditambah dengan keberadaan Gunung Bromo yang masih aktif menjadikan wilayah itu sangat rentan terhadap letusan dan bencana alam lainnya, kemudian wilayah utara yang berbatasan dengan laut juga berisiko tinggi terhadap abrasi pantai dan rob akibat rusaknya hutan mangrove.

Baca Juga: Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem, Dishub Mojokerto Pastikan Keamanan Lalu Lintas

“Semoga dengan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi dampak bencana dan melindungi warga dari potensi bahaya,” pungkas Pj Sekda Heri. pr-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU