SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Jumlah kelas menengah turun drastis dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024.
Artinya, sekitar 9,48 juta orang turun dari kategori kelas menengah ke kelompok berpendapatan lebih rendah dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga: Harta Taipan Prajogo Pangestu, Tembus Rp 1.026,25 T
Tapi Forbes mencatat total harta 50 orang terkaya di Indonesia tembus US$263 miliar atau setara Rp4.209,25 triliun (asumsi kurs Rp16.004 per dolar AS) tahun ini.
Angka ini naik US$11 miliar atau Rp176,07 triliun dari posisi sebelumnya, yakni US$252 miliar atau Rp4.033,63 triliun.
Mengutip laporan Forbes, nama Hartono bersaudara mempertahankan posisi mereka di peringkat pertama dengan kekayaan sebesar US$50,3 miliar atau Rp804,59 triliun.
Kekayaan Budi dan Michael Hartono meningkat US$2,3 miliar. Hal ini didorong kenaikan saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA.
Baca Juga: Jokowi Masih Beri Hak Istimewa ke Pengusaha Besar
Kemudian, Prajogo Pangestu juga berhasil bertahan di peringkat kedua meski jumlah kekayaannya turun 25 persen menjadi US$32,5 miliar atau Rp519,96 triliun. Penurunan itu sebagian besar disebabkan oleh penyesuaian valuasi perusahaan energi miliknya, Barito Renewables Energy.
Faktor Daya Beli Turun
Baca Juga: Alexander Tedja, Peringkat 24 Orang Terkaya Indonesia
Beberapa faktor yang disinyalir menekan daya beli mulai dari maraknya PHK, berkurangnya diskon di platform e-commerce hingga jeratan judi online.
"Orang sudah hopeless, judol. Bahkan bank dibawa-bawa. Cara judol ada e-wallet, ada tunai banyak sekali tidak ter-detect. Ini menggerogoti daya beli masyarakat," ujar Direktur Utama PT Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja dalam acara BCA UKM Fest di Mal Kota Kasablanka, Rabu lalu. n ec/rmc
Editor : Moch Ilham