Home / Opini : Kasih Karunia

Adab Yesus di Pesta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 05 Jan 2025 21:43 WIB

Adab Yesus di Pesta

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Tahun baru masehi 2025 telah berlalu.  Saya sempat di undang teman makan malam di sebuah pesta.

Saya datang dan duduk di kursi agak belakang. Saat teman tahu, saya diajak pindah di kursi depan, duduk di dekatnya.

Baca Juga: Yesus dan Bapa

Bacaan saya, Yesus juga pernah ikut pesta di jamannya. Yesus, melihat bahwa para tamu berusaha memilih tempat yang terbaik. Beda dengan Yesus yang mengajar mereka tentang kerendahan hati.

Yesus berkata, ”Kalau kamu diundang ke pesta pernikahan, jangan duduk di tempat utama. Mungkin tuan rumah mengundang orang yang lebih terhormat daripada kamu. Lalu tuan rumah yang mengundang kalian itu akan datang dan berkata kepadamu, ’Tempat ini untuk dia.’ Lalu sambil menahan malu, kamu harus pindah ke paling belakang.”—Lukas 14:8, 9.

Yesus melanjutkan, ”Kalau kamu diundang, duduklah di paling belakang, supaya ketika orang yang mengundangmu datang, dia akan berkata, ’Sahabatku, mari duduk di depan.’ Dan kamu akan dihormati di depan semua tamu.” Ini bukan hanya soal kesopanan. Yesus menjelaskan, ”Setiap orang yang meninggikan diri akan direndahkan, dan siapa pun yang merendahkan diri akan ditinggikan.” (Lukas 14:10, 11).

Jadi, Yesus ingin agar mereka rendah hati.

Yesus lalu berbicara kepada orang Farisi yang mengundang dia. Yesus menjelaskan siapa yang perlu dia undang jika dia mau menyenangkan Allah. ”Kalau kamu membuat acara makan siang atau malam, jangan panggil sahabat atau kakak atau adik atau saudara atau tetanggamu yang kaya, karena mungkin mereka juga akan mengundang kamu sebagai balasannya. Tapi kalau kamu membuat pesta, undanglah orang-orang yang miskin, cacat, pincang, dan buta. Kamu akan bahagia karena mereka tidak punya apa-apa untuk membalasnya.”—Lukas 14:12-14.

Memang wajar kalau kita ingin mengundang teman, keluarga, atau tetangga untuk makan bersama, dan Yesus tidak mengatakan, itu salah. Namun, jika kita mengundang orang yang berkekurangan, seperti orang miskin, cacat, atau buta, kita akan diberkati. Yesus memberi tahu orang Farisi itu, ”Kamu akan mendapat balasannya sewaktu orang-orang benar dibangkitkan.” Mendengar itu, seorang tamu berkata, ”Bahagialah orang yang makan di Kerajaan Allah.” (Lukas 14:15) Tamu itu sadar bahwa ”makan di Kerajaan Allah” adalah kehormatan yang luar biasa. Tapi, tidak semua orang berpikiran seperti dia.

Maka Yesus memberikan perumpamaan ini:

”Seorang pria membuat pesta besar, dan dia mengundang banyak orang. . . . Dia menyuruh budaknya pergi kepada para undangan untuk berkata, ’Silakan datang, semuanya sudah siap.’ Tapi mereka semua mulai mencari alasan. Yang pertama berkata, ’Saya baru beli ladang dan harus pergi melihatnya. Maaf, saya tidak bisa datang.’ Yang lain berkata, ’Saya baru beli lima pasang sapi dan mau memeriksanya. Maaf, saya tidak bisa datang.’ Yang lain lagi berkata, ’Saya tidak bisa datang karena saya baru saja menikah.’”—Lukas 14:16-20.

Baca Juga: Merry Christmas and Happy New Year

Dalam Alkitab, Yesus Kristus, pernah melakukan mukjizat mengubah air menjadi anggur dalam sebuah pesta pernikahan di Kana, Galilea.

Kisah ini dicatat dalam Injil Yohanes pasal 2.  Ada beberapa hal yang terjadi dalam peristiwa tersebut:

Yesus dan para murid-Nya menghadiri perjamuan kawin di Kana bersama ibu Yesus, Maria.

Maria memberi tahu Yesus bahwa tidak ada lagi air anggur untuk para tamu.

Yesus menghormati dan mengasihi ibu-Nya, lalu bertanya apa yang ingin dilakukan untuknya.

Baca Juga: Kembali ke Betlehem

Maria menyuruh para hamba di perjamuan kawin untuk melakukan apa yang Yesus suruh.

Yesus menyuruh para hamba mengisi enam tempayan besar dengan air dan mengubahnya menjadi air anggur.

Air anggur terbaik disajikan saat terakhir, yang membuat pemimpin perjamuan takjub.

Mukjizat ini merupakan mukjizat pertama yang dilakukan Yesus selama di bumi. (Maria Sari)

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU