SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Menurut Alkitab, sukacita adalah sesuatu yang tidak bisa dipengaruhi oleh situasi atau buatan manusia, melainkan oleh Tuhan.
Sukacita yang diberikan oleh Yesus Kristus dapat mengalahkan kekhawatiran dan menghasilkan damai sejahtera.
Baca Juga: Rasul era Yesus
Sukacita Yesus adalah rasa damai dan sukacita yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada manusia melalui Roh Kudus. Sukacita ini dapat diartikan sebagai kegirangan hati atau suka hati.
Suatu ketika, ada teman berkomtemplasi di atas gunung di Jawa Tengah. Alasan teman menggunakan tempat yang terpencil itu untuk menyadarkannya akan betapa beratnya sakit yang dirasakan, pemberontakan terhadap-Nya, dan Dia juga menyatakan kondisi hatinya yang sesungguhnya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia mendapati dirinya begitu lemah di hadapan-Nya. Saya mengingatkan teman melalui sebuah ayat: “Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah” (2 Korintus 7:4).
Ketika motivasiku pergi ke Jakarta adalah untuk melarikan diri, Tuhan malah membawanya ke sebuah tempat yang tenang untuk duduk di hadirat-Nya dan mengalami perubahan hidup.
Teman bercerita tidak tahu seperti apakah sukacita yang sejati itu, tetapi saat itu dia tahu bahwa dia membutuhkanNya. Teman memohon pada Tuhan supaya Dia memberinya sukacita, supaya dia percaya akan rencana-Nya, jalan-Nya, dan cerita yang Dia tuliskan untukku sepenuh hatinya.
Selama beberapa tahun berikutnya, Tuhan membentuk hati teman untuk mengungkapkan emosi yang tidak ingin dihadapi, kesedihan yang belum terselesaikan, dan kebohongan yang dipercaya tentang Tuhan dan dirinya sendiri.
Baca Juga: Kisah Zakheus
Tuhan menunjukkanmya bahwa sukacita bukanlah kebahagiaan yang bersifat sementara, melainkan sebuah kepuasan yang mendalam akan rencana Tuhan, yang kita tahu adalah untuk kebaikan kita dan tujuan-Nya. Sukacita bukan berarti bahwa kita akan selalu bangun dengan senyuman setiap harinya; sukacita bukan berarti bahwa kita akan selalu riang gembira di tengah badai kehidupan. Sukacita adalah sebuah keputusan untuk melihat tujuan Allah ketika segala sesuatunya runtuh. Sukacita adalah pilihan setiap hari, sekalipun ada hal-hal yang membuat air mata menetes.
Tuhan mengajari kita bahwa menjadi seorang yang lemah adalah jauh lebih baik daripada berpura-pura kuat. Kelemahan kita menunjukkan bahwa sesungguhnya kita butuh bergantung pada Tuhan. Tuhan mengajari kita bahwa it’s okay to be not okay—tidak masalah untuk jujur apabila kita memang tidak sedang baik-baik saja. Tuhan menyambut setiap keraguan kita dan mengundang kita untuk bersama-sama bergumul dengan-Nya di saat kita tidak mengerti apa yang Dia sedang kerjakan.
Hal yang indah yang kupelajari tentang Tuhan adalah Dia tidak pernah menyerah terhadap kita. Dia tidak pernah berhenti mengejar kita tak peduli sebagaimanapun usaha kita untuk melarikan diri. Dia akan pergi ke tempat terdalam dan tergelap di hati kita untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang baik.
Baca Juga: Yesus dan Bapa
Teman mengatakan telah menyaksikan bahwa Tuhan telah mengubah hal yang buruk menjadi baik. Dia telah menghapuskan kepahitan yang kupegang selama bertahun-tahun dengan cara memberikan orang-orang yang mau menolongku. Dia menggunakan kematian ibunya sebagai cara untuk menunjukkan realita bahwa hidup ini begitu singkat. Dia mengajaribbahwa kita harus menghargai orang lain dan menghargai setiap detik. Dia telah menunjukkanku betapa pentingnya untuk mencintai dan menjalani hidup dengan baik karena hubungan dengan orang lain begitu berharga.
Tuhan telah begitu setia dalam perjalanan hidupnya. Dia telah menunjukkan banyak hal kepadaku melalui kematian ibuku. Dia memberiku sukacita yang utuh dan mengajariku untuk menerima kelemahanku, dan memandang hanya kepada-Nya saja. Dia mengajariku untuk menerima dukacita. Dia telah menunjukkan kepada teman bahwa bersembunyi dan melarikan diri dari badai yang Dia izinkan terjadi adalah sebuah perbuatan yang sia-sia.
Aku percaya bahwa Tuhan memiliki cerita yang unik untuk setiap orang. Dia memberikan yang terbaik untuk hidup kita dan mengubah rasa sakit yang kita alami menjadi sebuah kebaikan yang jauh lebih indah daripada yang dapat kita bayangkan. Hidup adalah sebuah pemberian, dan kisah hidup kita, tak peduli seperti apapun kisahnya adalah gambaran dari Injil. Cerita hidup kita adalah tentang Dia dan kemuliaan-Nya. Itu kisah teman yang kini merasa damai dan bahagia bersama Tuhan. Semoga kisah teman ini bisa menginspirasi kita tentang suka cita Yesus. (Maria Sari)
Editor : Moch Ilham